Bill Gates Percepat Aksi Filantropi: Yayasan Akan Tutup di Tahun 2045 Setelah Salurkan Seluruh Kekayaan
Bill Gates Percepat Aksi Filantropi: Yayasan Akan Tutup di Tahun 2045 Setelah Salurkan Seluruh Kekayaan
Bill Gates, pendiri Microsoft dan tokoh filantropi global, telah mengumumkan rencana ambisiusnya untuk mempercepat penyaluran kekayaannya melalui Bill & Melinda Gates Foundation. Dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan melalui blog pribadinya, Gates mengungkapkan bahwa yayasan tersebut akan menghentikan operasinya pada tanggal 31 Desember 2045, setelah seluruh aset pribadinya didedikasikan untuk kegiatan amal.
Keputusan ini didorong oleh keinginan Gates untuk tidak dikenang sebagai individu yang meninggal dalam keadaan bergelimang harta. Ia bertekad untuk mendistribusikan kekayaannya secara efektif untuk mengatasi berbagai permasalahan global.
Bill & Melinda Gates Foundation, yang didirikan pada tahun 2000 bersama mantan istrinya, Melinda French Gates, telah menjadi salah satu lembaga filantropi terbesar di dunia. Dengan visi mulia untuk mengurangi kesenjangan di bidang kesehatan, pendidikan, dan kemiskinan, khususnya di negara-negara berkembang, yayasan ini telah memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup jutaan orang di seluruh dunia.
Menurut data Bloomberg Billionaire Index per 9 Mei 2025, Gates saat ini menduduki peringkat kelima sebagai orang terkaya di dunia, dengan kekayaan bersih diperkirakan mencapai 168 miliar dollar AS. Ia berkomitmen untuk mengalihkan hampir seluruh kekayaannya ke Gates Foundation dalam dua dekade mendatang, hingga yayasan tersebut mengakhiri operasinya secara permanen.
"Saya akan menyumbangkan hampir semua kekayaan saya melalui Gates Foundation selama 20 tahun ke depan untuk tujuan menyelamatkan dan meningkatkan kehidupan di seluruh dunia," tulis Gates.
Target dan Prioritas
Yayasan ini menargetkan untuk menggandakan kontribusinya menjadi total 200 miliar dollar AS hingga tahun 2045. Untuk mencapai target ini, anggaran tahunan yayasan akan ditingkatkan secara signifikan.
Beberapa prioritas utama yang ingin dicapai Gates dalam dua dekade mendatang meliputi:
- Mengurangi angka kematian ibu dan anak akibat penyakit yang sebenarnya dapat dicegah.
- Memberantas penyakit menular seperti polio, malaria, campak, dan Guinea worm.
- Mendukung pengembangan pendidikan dan pertanian di negara-negara Afrika guna membantu ratusan juta orang keluar dari kemiskinan.
Komitmen Gates untuk menyumbangkan sebagian besar kekayaannya bukanlah hal baru. Pada tahun 2010, bersama Melinda French Gates dan Warren Buffett, ia meluncurkan Giving Pledge, sebuah inisiatif yang mengajak para miliarder dunia untuk menyumbangkan minimal setengah dari kekayaan mereka selama hidup atau setelah wafat. Lebih dari 240 miliarder dari seluruh dunia telah menandatangani janji tersebut.
Inspirasi Gates untuk menyumbangkan seluruh kekayaannya diperkuat setelah membaca esai klasik dari Andrew Carnegie, seorang tokoh filantropi era Gilded Age, yang menyatakan bahwa "Orang yang mati dalam keadaan kaya, mati dalam kehinaan".
Optimisme dan Tanggung Jawab
Gates mengakui bahwa keberhasilan target-target tersebut sangat bergantung pada kerja sama dari pemerintah di seluruh dunia. Ia mengkritik tren pemangkasan anggaran bantuan luar negeri yang dilakukan oleh banyak negara maju. Meskipun demikian, Gates tetap optimistis bahwa dunia akan menjadi tempat yang lebih baik dalam 20 tahun ke depan, didorong oleh kemajuan teknologi, khususnya dalam bidang kecerdasan buatan dan kesehatan.
Namun, Gates menegaskan bahwa filantropi bukan hanya tentang optimisme, tetapi juga tentang tanggung jawab moral. Ia merasa memiliki kewajiban untuk mengembalikan sumber daya yang dimilikinya kepada masyarakat dengan cara yang paling efektif.
Dengan menyusun timeline 20 tahun untuk menghabiskan kekayaannya melalui Gates Foundation, Bill Gates mengambil langkah konkret untuk mewujudkan visinya tentang dunia yang lebih adil dan sejahtera bagi semua.