KMP Pulo Tello Kembali Layani Rute Bengkulu-Enggano Setelah Terhenti Akibat Krisis BBM

Setelah dua pekan terhenti akibat krisis pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM), Kapal Motor Penumpang (KMP) Pulo Tello kembali beroperasi melayani rute Bengkulu – Pulau Enggano. Terhentinya operasional kapal sejak 27 April 2025 lalu telah menyebabkan kelumpuhan transportasi laut bagi warga Pulau Enggano, sebuah pulau terpencil yang bergantung pada KMP Pulo Tello untuk mobilitas dan distribusi logistik.

Terhambatnya pasokan BBM ke KMP Pulo Tello disebabkan oleh kendala pendangkalan Pelabuhan Pulau Baai, yang menyebabkan kapal tanker Pertamina tidak dapat melakukan bongkar muat. Akibatnya, KMP Pulo Tello tidak dapat memperoleh pasokan bahan bakar yang dibutuhkan untuk melanjutkan pelayaran.

Radmiadi, Kepala Supervisi PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero) Bengkulu, menjelaskan bahwa KMP Pulo Tello akhirnya menerima pasokan BBM pada hari Jumat, 9 Mei 2025, yang didatangkan dari Padang, Sumatera Barat melalui jalur darat. Dengan terpenuhinya kebutuhan BBM, KMP Pulo Tello dijadwalkan kembali berlayar ke Pulau Enggano pada hari Sabtu, 10 Mei 2025, sekitar pukul 09.00 WIB.

Namun, permasalahan pendangkalan Pelabuhan Pulau Baai belum sepenuhnya teratasi. Akibatnya, KMP Pulo Tello tidak dapat merapat langsung ke dermaga. Penumpang dari dan menuju Pulau Enggano harus diangkut menggunakan kapal-kapal kecil menuju KMP Pulo Tello yang berlabuh di tengah laut. Proses transfer penumpang ini dikenal dengan istilah "pelansiran".

Untuk mengatasi biaya operasional tambahan akibat pelansiran, ASDP memberlakukan biaya tambahan sebesar Rp 20.000 per orang. Biaya ini digunakan untuk membayar jasa kapal-kapal kecil dan nelayan yang membantu proses transfer penumpang. Menurut Radmiadi, biaya tambahan ini telah disepakati bersama oleh masyarakat, kepala desa di Enggano, kepolisian, dan TNI.

Camat Enggano, Susanto, juga membenarkan adanya kesepakatan mengenai biaya tambahan pelansiran tersebut. Ia menjelaskan bahwa biaya ini merupakan solusi sementara untuk memastikan kelancaran transportasi laut bagi masyarakat Pulau Enggano.

Dengan kembali beroperasinya KMP Pulo Tello, diharapkan aktivitas ekonomi dan sosial di Pulau Enggano dapat kembali pulih. Kelancaran arus penumpang dan distribusi hasil bumi dari pulau tersebut sangat penting untuk menunjang kehidupan masyarakat setempat. Namun, solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah pendangkalan Pelabuhan Pulau Baai tetap menjadi prioritas utama agar kendala serupa tidak terulang di masa mendatang.

Berikut adalah poin-poin penting terkait operasional KMP Pulo Tello:

  • Terhentinya Operasional: KMP Pulo Tello berhenti beroperasi selama dua pekan akibat kekurangan pasokan BBM.
  • Penyebab: Pendangkalan Pelabuhan Pulau Baai menghambat pasokan BBM dari kapal tanker Pertamina.
  • Solusi Sementara: BBM didatangkan dari Padang melalui jalur darat.
  • Pelansiran: Penumpang diangkut menggunakan kapal kecil karena KMP Pulo Tello tidak bisa merapat ke dermaga.
  • Biaya Tambahan: Biaya pelansiran sebesar Rp 20.000 per orang telah disepakati.
  • Harapan: Pendangkalan Pelabuhan Pulau Baai segera diatasi untuk kelancaran transportasi laut.

ASDP berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan untuk mengatasi pendangkalan Pelabuhan Pulau Baai. Kondisi ini tidak hanya merugikan warga Pulau Enggano, tetapi juga berdampak pada operasional kapal dan awak kapal.