Kontroversi Cartier: Penolakan Kalung Maharaja Patiala Picu Tudingan Diskriminasi
Merek perhiasan mewah Cartier tengah menghadapi badai kritik setelah menolak permintaan peminjaman kalung ikonik Maharaja Patiala oleh penyanyi ternama asal India, Diljit Dosanjh, untuk perhelatan Met Gala 2025. Penolakan ini memicu gelombang protes di media sosial, dengan banyak pihak menuding Cartier melakukan tindakan diskriminatif, mengingat kalung tersebut pernah dipinjamkan kepada seorang YouTuber berkulit putih, Emma Chamberlain, pada tahun 2022.
Diljit Dosanjh, yang dikenal dengan gaya busananya yang khas dan kecintaannya pada warisan budaya India, berencana mengenakan kalung tersebut sebagai bagian dari penampilannya di Met Gala yang bertema kerajaan India. Kalung Maharaja Patiala, yang dibuat pada tahun 1928 atas perintah Maharaja Bhupinder Singh, merupakan mahakarya perhiasan yang bernilai sejarah dan artistik tinggi. Kalung ini memiliki berat 1.000 karat dan dihiasi dengan berlian kuning De Beers seberat 234,6 karat. Berlian tersebut adalah berlian potong terbesar ketujuh di dunia.
Sejarah kalung ini pun tak kalah menarik. Pada tahun 1948, kalung itu dilaporkan hilang secara misterius. Beberapa bagiannya kemudian ditemukan kembali beberapa dekade kemudian. Berlian utamanya muncul di lelang Sotheby's pada tahun 1982 dan ditaksir lebih dari 2 juta poundsterling. Bagian lain dari kalung itu ditemukan di sebuah toko barang antik di London 16 tahun kemudian, meskipun semua berlian aslinya telah hilang. Cartier lalu membeli kembali bagian tersebut dan mengganti batu-batunya dengan replika.
Pada Met Gala 2022, Cartier meminjamkan salah satu bagian dari kalung Patiala kepada Emma Chamberlain, yang saat itu merupakan duta merek Cartier. Namun, ketika fashion stylist Diljit, Abhilasha Devnani, mencoba meminjam kalung serupa, Cartier menolak dengan alasan perhiasan itu sedang dipamerkan di museum.
Penolakan ini langsung menuai kecaman dari warganet. Banyak yang menilai bahwa keputusan Cartier tersebut mencerminkan bias rasial. Kritikan pedas membanjiri platform media sosial, mempertanyakan standar ganda yang diterapkan oleh merek mewah tersebut. Pengguna internet ramai-ramai menyuarakan kekecewaan mereka atas tindakan Cartier, dengan banyak yang menekankan ironi situasi mengingat tema Met Gala tahun ini adalah 'Superfine: Tailoring Black Style.' Tema tersebut seharusnya merayakan identitas dan keberagaman kulit hitam.
Terlepas dari kontroversi yang melingkupinya, Diljit Dosanjh tetap memukau di Met Gala dengan busana rancangan Prabal Gurung yang bernuansa gading dan emas. Ia melengkapi penampilannya dengan perhiasan dari desainer India, Golecha, yang terinspirasi dari koleksi Maharaja Patiala. Ketegaran dan gaya Diljit Dosanjh yang tak lekang oleh waktu mendapat pujian luas, membuktikan bahwa bahkan tanpa kalung ikonik tersebut, ia tetap bersinar di karpet merah.
Berikut adalah beberapa poin penting terkait kontroversi ini:
- Penolakan Cartier: Merek perhiasan mewah Cartier menolak permintaan peminjaman kalung Maharaja Patiala oleh Diljit Dosanjh untuk Met Gala 2025.
- Tudingan Diskriminasi: Penolakan ini memicu tudingan rasisme, mengingat kalung tersebut pernah dipinjamkan kepada YouTuber kulit putih.
- Sejarah Kalung: Kalung Maharaja Patiala memiliki nilai sejarah dan artistik yang tinggi, dengan perjalanan panjang dan misterius.
- Reaksi Warganet: Warganet mengecam Cartier atas dugaan bias rasial dan standar ganda.
- Penampilan Diljit Dosanjh: Terlepas dari kontroversi, Diljit Dosanjh tetap tampil memukau di Met Gala dengan busana dan perhiasan yang terinspirasi dari warisan India.
Kontroversi ini menyoroti isu sensitif terkait representasi, inklusivitas, dan praktik bisnis di industri mode mewah. Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi merek-merek global untuk lebih memperhatikan dampak sosial dan budaya dari keputusan mereka.