Oknum TNI Diduga Terlibat Penganiayaan Warga Buleleng Hingga Meninggal Dunia: Perselisihan Peminjaman Motor Berujung Maut?
Dugaan Penganiayaan oleh Oknum TNI Sebabkan Kematian Warga Sipil di Buleleng
Kasus dugaan penganiayaan yang melibatkan tiga oknum anggota TNI terhadap seorang warga sipil bernama KJ alias Basir di Buleleng, Bali, tengah menjadi sorotan. Insiden tragis ini berujung pada kematian Basir dan memicu penyelidikan lebih lanjut oleh pihak berwenang. Ketiga oknum TNI yang diduga terlibat adalah Prada PAH, Pratu MR, dan Sertu KSY.
Keluarga korban membantah keras tuduhan bahwa Basir melakukan pencurian sepeda motor yang menjadi pemicu tindakan kekerasan tersebut. Menurut keterangan pihak keluarga, permasalahan bermula dari peminjaman sepeda motor milik ibu dari Prada PAH. Ketut Jimat, salah seorang anggota keluarga Basir, menegaskan bahwa tidak ada unsur pencurian dalam kejadian ini. Ia menjelaskan bahwa Basir memang sempat menggadaikan motor tersebut sebesar Rp 2,2 juta, namun pihak keluarga telah menebus dan mengembalikannya kepada pemiliknya.
"Dibilang curanmor, ini salah. Dari awal kejadian ini peminjaman sepeda motor," ujar Jimat.
Ketut Juniari, adik dari Basir, menambahkan bahwa dirinya bersama sang ayah, Ketut Murid, telah menemui orang tua Prada PAH untuk meminta maaf atas tindakan Basir menggadaikan motor yang dipinjam. Keluarga juga berjanji akan bertanggung jawab mengembalikan motor tersebut. Pihak keluarga Prada PAH memberikan waktu selama satu minggu untuk pengembalian motor, atau menggantinya dengan uang sebesar Rp 15 juta. Namun, belum sampai batas waktu tersebut, Prada PAH menghubungi Juniari dan mengabarkan bahwa motor telah ditemukan di daerah Pupuan, Tabanan. Juniari kemudian mengirimkan uang sebesar Rp 2,2 juta untuk menebus motor tersebut.
"Langsung saya transfer hari itu uangnya. Sudah dibawa pulang juga motornya, artinya masalah ini kan sudah beres," imbuh Juniari.
Namun, ironisnya, setelah permasalahan motor tersebut diselesaikan, Basir justru dijemput oleh para oknum TNI tersebut tanpa sepengetahuan pihak keluarga. Beberapa jam kemudian, keluarga menerima kabar duka bahwa Basir telah meninggal dunia.
Penjelasan Pihak Kodam IX/Udayana
Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) Kodam IX/Udayana, Kolonel Inf Candra, sebelumnya menjelaskan bahwa motif penganiayaan tersebut didasari oleh emosi para pelaku karena motor milik ibu Prada PAH dicuri dan digadaikan oleh Basir. Namun, pernyataan ini dibantah oleh pihak keluarga Basir.
Proses Hukum Berjalan
Saat ini, kasus dugaan penganiayaan ini tengah ditangani oleh Sub Detasemen Polisi Militer IX/3-1 Singaraja. Pihak berwenang tengah melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap fakta sebenarnya dan menentukan hukuman yang setimpal bagi para pelaku jika terbukti bersalah. Kasus ini menjadi perhatian publik dan menyoroti pentingnya penegakan hukum yang adil dan transparan, serta perlunya menghindari tindakan main hakim sendiri.
Daftar Kronologi Kejadian:
- Sabtu (3/5/2025): Basir menggadaikan motor milik ibu Prada PAH.
- Minggu (4/5/2025): Keluarga Basir meminta maaf kepada orang tua Prada PAH dan berjanji mengembalikan motor.
- Minggu (4/5/2025): Prada PAH menghubungi Juniari dan mengabarkan motor telah ditemukan di Pupuan.
- Minggu (4/5/2025): Juniari mentransfer uang Rp 2,2 juta untuk menebus motor.
- Senin (5/5/2025): Prada PAH menelepon Juniari dini hari, namun tidak diangkat.
- Senin (5/5/2025): Keluarga mendapat kabar Basir meninggal dunia.