Operasi Gabungan Skala Besar Diluncurkan di Jakarta untuk Perangi Premanisme
Aparat gabungan dari Polda Metro Jaya, TNI, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar operasi bersandi "Berantas Jaya-2025" untuk menindak tegas aksi premanisme yang semakin meresahkan warga ibu kota. Apel pasukan yang dipimpin langsung oleh Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto, menandai dimulainya operasi yang akan berlangsung selama dua pekan ke depan.
Lebih dari 900 personel diterjunkan dalam operasi gabungan ini, dengan rincian 306 personel dari unsur TNI (Angkatan Darat, Laut, dan Udara), 663 personel dari Polri, serta 30 personel dari Pemprov DKI Jakarta. Irjen Karyoto menegaskan bahwa operasi ini akan mengedepankan strategi penegakan hukum yang terukur, serta pendekatan pre-emtif dan preventif untuk mencegah meluasnya praktik premanisme di berbagai wilayah Jakarta.
"Operasi ini menargetkan segala bentuk premanisme, termasuk pemalakan liar di kawasan Monas, aksi tawuran antar kelompok, hingga aktivitas organisasi masyarakat (ormas) yang kerap menimbulkan keresahan di tengah masyarakat," ujar Karyoto saat memberikan keterangan kepada awak media.
Kepolisian mencatat peningkatan kasus tawuran di Jakarta selama bulan April 2025. Data menunjukkan adanya 45 kasus tawuran. Menurut Kapolda Metro Jaya, tindakan kekerasan ini berpotensi memicu tumbuhnya premanisme yang dapat mengganggu stabilitas keamanan di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, operasi ini juga menyasar kelompok-kelompok pelaku tawuran dan geng yang seringkali menggunakan senjata tajam dalam aksinya.
"Kami akan melakukan penelusuran hingga ke akar permasalahan, termasuk mengidentifikasi embrio tindakan premanisme seperti kelompok-kelompok tawuran yang membawa senjata tajam dengan tujuan melukai, bahkan menghilangkan nyawa," tegasnya.
Kapolda Metro Jaya mengimbau kepada masyarakat yang menjadi korban pemerasan atau intimidasi oleh oknum premanisme untuk segera melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian terdekat. Ia meyakinkan bahwa laporan dari masyarakat akan segera ditindaklanjuti.
"Bagi warga atau pelaku usaha yang merasa terintimidasi, diperas, atau menjadi korban pungutan liar (pungli), jangan ragu untuk melapor ke kantor polisi terdekat. Kami siap untuk menindak tegas para pelaku," kata Karyoto.
Pangdam Jaya, Mayjen TNI Rafael Granada Baay, menyatakan dukungan penuh TNI terhadap operasi pemberantasan premanisme ini. Ia menegaskan komitmen TNI untuk membantu Polri dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif di Jakarta dan wilayah penyangga.
"Kami dari pihak TNI siap membersihkan oknum premanisme sampai ke akar-akarnya, terutama di wilayah industri dan pertokoan yang seringkali terganggu aktivitasnya akibat ulah preman," ujar Mayjen TNI Rafael Granada Baay.
Selain itu, Pangdam Jaya juga menyoroti pentingnya tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang melakukan penghinaan terhadap institusi negara, termasuk personel TNI. Ia menegaskan bahwa TNI tidak akan tinggal diam jika ada anggotanya yang menjadi korban penghinaan.
"Apabila ada pihak-pihak yang melakukan penghinaan terhadap prajurit kami, maka hal tersebut akan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku. Kami tidak akan mentolerir tindakan tersebut," pungkasnya.
Dengan adanya sinergi yang kuat antara Polri, TNI, dan Pemprov DKI Jakarta, diharapkan operasi "Berantas Jaya-2025" dapat mewujudkan Jakarta yang lebih aman dan terbebas dari ancaman premanisme.
- Daftar Target Operasi:
- Pemalakan liar
- Tawuran
- Ormas yang meresahkan
- Geng pelaku tawuran yang bersenjata tajam