Imbas Penahanan Suami, Toko Produk Lokal di Banjarbaru Gulung Tikar Akibat Ketakutan Pemasok
Kisah pilu menimpa sebuah toko yang menjadi andalan para nelayan dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Toko bernama Mama Khas Banjar itu terpaksa menghentikan operasionalnya sejak 1 Mei 2025, meninggalkan dampak yang signifikan bagi perekonomian lokal.
Penutupan toko ini bukan tanpa alasan. Ani, istri dari pemilik toko, Firli Norachim, mengungkapkan bahwa ketakutan yang menghantui para nelayan dan pelaku UMKM menjadi faktor utama. Firli sendiri tengah menghadapi proses hukum di Pengadilan Negeri Banjarbaru terkait penjualan produk olahan laut yang tidak mencantumkan label dan tanggal kedaluwarsa, sebuah pelanggaran terhadap Undang-Undang Perlindungan Konsumen.
Ani mengakui bahwa keputusan menutup toko merupakan langkah berat, tetapi tak terhindarkan. "Saya terpaksa menutup usaha saya yang sudah saya perjuangkan ini karena para nelayan sudah tidak mau lagi memberikan barang. Mereka ketakutan, takut dicari kesalahan," ujarnya dalam sebuah rapat dengar pendapat (RDP) dengan DPRD Banjarbaru.
Kekhawatiran serupa juga dirasakan oleh para pelaku UMKM yang sebelumnya menitipkan produk mereka di toko Mama Khas Banjar. Mereka enggan lagi bekerja sama, khawatir akan terseret dalam masalah hukum yang sama. Kondisi ini diperparah dengan penurunan drastis omzet penjualan sejak penahanan Firli.
Bagi Ani, penutupan toko bukan sekadar kerugian finansial, tetapi juga pukulan psikologis yang mendalam bagi keluarganya. Mereka merasa terpukul karena kehilangan wadah untuk membantu para nelayan dan UMKM. Ani berharap kejadian ini menjadi perhatian bagi pihak terkait mengenai dampak hukum terhadap usaha kecil dan menengah.
Anggota Komisi II DPRD Banjarbaru, Emi Lasari, menyayangkan pemidanaan terhadap UMKM tersebut. Menurutnya, tindakan ini terlalu berlebihan dan dapat berdampak buruk bagi iklim usaha kecil. Emi menilai bahwa pelaku UMKM telah menunjukkan itikad baik dan baru sekali mendapatkan pembinaan, namun langsung diproses hukum.
Berikut beberapa poin penting dari dampak penutupan toko Mama Khas Banjar:
- Ketakutan Pemasok: Nelayan dan pelaku UMKM takut menitipkan produk karena khawatir terkena masalah hukum.
- Penurunan Omzet: Penjualan toko menurun drastis sejak penahanan pemilik.
- Dampak Psikologis: Keluarga pemilik toko merasa terpukul secara mental dan finansial.
- Dampak Iklim Usaha: Pemidanaan UMKM dinilai berlebihan dan berdampak buruk bagi usaha kecil.
Kasus ini menjadi sorotan karena menyoroti bagaimana penegakan hukum yang ketat dapat berdampak negatif terhadap UMKM dan perekonomian lokal. Diharapkan ada solusi yang lebih bijaksana dalam menangani pelanggaran yang dilakukan oleh UMKM, terutama jika mereka telah menunjukkan itikad baik untuk memperbaiki diri.