Griezmann: Dari Penolakan di Prancis hingga Idola di Real Sociedad

Kisah Bintang yang Bersinar di San Sebastian

San Sebastian, kota yang terletak di Provinsi Guipuzcoa, Spanyol, menyimpan cerita menarik tentang seorang pemain sepak bola bernama Antoine Griezmann. Kota dengan populasi sekitar 720 ribu jiwa ini, terkenal dengan cuacanya yang seringkali mendung. Namun, kehadiran Griezmann di Real Sociedad, klub sepak bola kebanggaan kota itu, seolah membawa mentari yang selalu menyinari lapangan.

Luki Uriarte, Direktur Sepak Bola Akar Rumput Real Sociedad di Zubieta, mengungkapkan, "Kami punya sebuah istilah 'Ketika Antoine bermain, matahari muncul'." Istilah ini menggambarkan betapa pentingnya Griezmann bagi klub dan kota San Sebastian. Griezmann, yang kini bersinar bersama Atletico Madrid, selalu menganggap Zubieta dan San Sebastian sebagai rumahnya, tempat di mana bakatnya dihargai dan dikembangkan.

Penolakan di Prancis dan Titik Balik di Spanyol

Sebelum menjadi bintang dunia, Griezmann mengalami masa-masa sulit di Prancis. Beberapa klub menolaknya karena posturnya yang dianggap terlalu kecil dan lemah. Olympique Lyon dan Metz adalah beberapa klub yang pernah menolak Griezmann dengan alasan yang sama. Namun, Real Sociedad melihat potensi besar dalam diri Griezmann.

Pemandu bakat Real Sociedad, Eric Olhats, terkesan dengan penampilan Griezmann saat menjalani masa percobaan dengan Montpellier di Paris. Saat itu, Griezmann masih berusia 13 tahun. Olhats kemudian menawarkan Griezmann untuk bergabung dengan akademi Real Sociedad di San Sebastian. Tawaran ini menjadi titik balik dalam karier Griezmann.

Pembinaan di Zubieta dan Filosofi Real Sociedad

Akademi Real Sociedad di Zubieta menjadi lingkungan yang ideal bagi Griezmann untuk berkembang. Di bawah asuhan pelatih Luki Uriarte, Griezmann menunjukkan perkembangan yang signifikan. "Ketika dia berada di tim juvenil, perkembangannya lebih lambat dari pemain lain. Namun, saat bergabung dengan Sanse (Tim B Real Sociedad) di divisi dua, dia bisa langsung segera naik ke skuad utama," kenang Uriarte.

Real Sociedad memiliki filosofi yang unik dalam membina pemain muda. Mereka tidak ingin pemain muda tercabut dari lingkungan asalnya. Oleh karena itu, mereka memberikan libur kepada pemain muda setiap 40 hari agar mereka tetap bisa berkumpul dengan keluarga dan teman-teman di kampung halaman. Filosofi ini terbukti berhasil dalam mengembangkan potensi Griezmann.

Real Sociedad baru menerima pemain di akademinya ketika mereka berusia 12 tahun ke atas. Regulasi di Provinsi Guipuzcoa melarang tim sepak bola profesional untuk membina pesepak bola di bawah usia 12 tahun. Karena itu, Real Sociedad menjalin hubungan baik dengan klub-klub lokal di Guipuzcoa.

Perbedaan Pendekatan dengan Athletic Club

Real Sociedad memiliki pendekatan yang berbeda dengan rival mereka, Athletic Club. Athletic Club membina pemain muda sejak usia 9-10 tahun dan mengharuskan mereka untuk tinggal di sentra pembinaan di Lezama. Sementara itu, Real Sociedad membiarkan pemain muda berkembang di lingkungan asal mereka sampai usia 12 tahun.

Pendekatan Real Sociedad ini terbukti berhasil bagi Griezmann, yang tidak dilirik oleh klub-klub di Prancis. "Hal yang kami lihat darinya, dari sudut pandang teknik sepak bola dia cocok dengan apa yang kami miliki di sini," kata Uriarte.

Bintang yang Bersinar untuk Prancis

Setelah ditempa di Real Sociedad, Griezmann terus berkembang menjadi pemain kelas dunia. Ia menjadi pilar penting bagi tim nasional Prancis dan berhasil membawa negaranya meraih gelar juara Piala Dunia 2018 di Rusia. Griezmann tidak hanya membawa matahari ke San Sebastian, tetapi juga memberikan kebanggaan bagi negaranya, Prancis.