Manchester City Terhuyung: Periode Paling Menantang dalam Karier Kepelatihan Pep Guardiola
Musim 2024-2025 menjadi sorotan tajam bagi Pep Guardiola, sang manajer Manchester City. Setelah dominasi yang hampir tak tertandingi di Liga Inggris selama empat musim terakhir, termasuk meraih treble winners yang bersejarah pada musim 2022-2023, performa The Citizens mengalami penurunan yang signifikan.
Rentetan hasil minor dan inkonsistensi permainan membuat banyak pihak bertanya-tanya. Cedera pemain kunci, terutama absennya gelandang jangkar Rodri dalam jangka waktu yang cukup lama, disebut-sebut menjadi salah satu faktor utama penyebab merosotnya performa tim. Ketidakhadiran Rodri di lini tengah berdampak signifikan pada stabilitas dan keseimbangan permainan City, membuat mereka kesulitan untuk mendikte tempo dan mengontrol pertandingan.
Selain itu, performa naik turun juga berimbas pada beberapa kompetisi yang mereka ikuti. City telah tersingkir dari Carabao Cup, langkah mereka terhenti di babak playoff Liga Champions, dan yang paling menyakitkan adalah kehilangan gelar juara Liga Inggris ke tangan Liverpool, rival utama mereka.
Kondisi ini kontras dengan rekor impresif Guardiola sebelumnya. Selama melatih Manchester City, ia hanya sekali gagal finis di dua besar dan tanpa meraih gelar, yaitu pada musim pertamanya. Bahkan, saat menukangi Barcelona dan Bayern Munich, Guardiola selalu membawa timnya finis di posisi dua besar.
Guardiola sendiri mengakui bahwa musim ini adalah yang terberat dalam karier kepelatihannya.
"Yang pasti ini adalah musim tersulit dalam karier saya," ungkap Guardiola kepada ESPN.
Ia menambahkan bahwa tekanan dan tuntutan untuk selalu menang sangat menguras energi, baik secara fisik maupun mental. Ketika tim tidak mampu meraih kemenangan, hal itu berdampak negatif pada emosi, suasana hati, dan motivasi seluruh tim. Guardiola juga menekankan bahwa tantangan yang dihadapi musim ini jauh lebih berat dibandingkan musim-musim sebelumnya ketika mereka selalu bersaing untuk meraih trofi.
Meski masih berpeluang meraih gelar juara Piala FA jika mampu mengalahkan Crystal Palace di partai final, serta berjuang untuk mengamankan posisi di zona Liga Champions musim depan, Guardiola tetap menganggap musim 2024-2025 sebagai periode yang paling menantang dalam kariernya. Tekanan untuk mempertahankan standar tinggi yang telah ditetapkan sebelumnya, ditambah dengan berbagai kendala yang dihadapi tim, membuat musim ini menjadi ujian berat bagi Guardiola dan Manchester City.