Industri Keuangan Eropa Ingatkan Risiko Pelonggaran Regulasi Iklim terhadap Transparansi dan Investasi Hijau
Asosiasi pengelola pendanaan dan investasi terkemuka di Eropa, European Fund and Asset Management Association (EFAMA), baru-baru ini menyampaikan peringatan terkait potensi dampak negatif dari upaya pelonggaran regulasi keberlanjutan di Uni Eropa (UE). Kekhawatiran utama EFAMA adalah bahwa langkah-langkah yang diambil untuk meningkatkan daya saing industri Eropa tidak boleh mengorbankan transparansi informasi yang krusial terkait risiko lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).
Dalam pernyataan resminya, EFAMA menyoroti bahwa pergeseran beban informasi kepada penyedia data pihak ketiga dapat menimbulkan masalah serius terkait akurasi, konsistensi, dan kepercayaan investor terhadap data ESG. Hal ini menjadi perhatian khusus mengingat Komisi Eropa saat ini sedang meninjau ulang berbagai kebijakan pelaporan perusahaan sebagai bagian dari inisiatif European Green Deal. Peninjauan ini dilakukan di tengah kekhawatiran bahwa regulasi yang terlalu ketat dapat menghambat daya saing industri Eropa, terutama dalam menghadapi tekanan ekonomi global dan potensi perang tarif.
Usulan pelonggaran aturan yang diajukan oleh Komisi Eropa pada Februari lalu mencakup pembebasan ribuan usaha kecil dari kewajiban pelaporan risiko lingkungan, serta pengurangan kewajiban perusahaan besar untuk menelusuri pelanggaran hak asasi manusia dan isu lingkungan dalam rantai pasok mereka. Meskipun EFAMA mendukung upaya untuk mengurangi beban administratif, asosiasi ini menekankan pentingnya menjaga keseimbangan agar informasi penting tentang risiko keberlanjutan tidak dikorbankan.
"Pemangkasan informasi penting tentang risiko keberlanjutan dapat menghambat tujuan iklim Uni Eropa secara keseluruhan," tegas Ilia Bekou, penasihat kebijakan EFAMA.
Untuk mengatasi tantangan ini, EFAMA mengusulkan solusi berupa daftar pelaporan ESG yang lebih ringkas dan efisien. Mereka meyakini bahwa pendekatan ini dapat mengurangi beban pelaporan hingga 80 persen tanpa mengurangi kualitas informasi yang dibutuhkan oleh investor. Selain itu, EFAMA juga menyarankan agar pelaporan sukarela tetap dipertahankan sebagai opsi pelengkap bagi perusahaan yang ingin memberikan informasi tambahan.
EFAMA juga menyoroti risiko dari pengecualian perusahaan yang berlebihan dari kewajiban pelaporan. Mereka khawatir bahwa langkah ini dapat mempersulit investor dalam mengidentifikasi dan mendukung perusahaan kecil yang ramah lingkungan, yang seringkali menjadi pelopor dalam inovasi berkelanjutan. Oleh karena itu, EFAMA mendesak Komisi Eropa untuk memastikan bahwa revisi aturan ini selaras dengan tinjauan menyeluruh terhadap kewajiban pelaporan keberlanjutan bagi manajer aset, sehingga kebijakan UE tetap konsisten dan mendukung investasi hijau.
Secara lebih rinci, EFAMA menyampaikan beberapa poin penting:
- Transparansi Informasi ESG: Memastikan bahwa informasi terkait risiko lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) tetap transparan dan mudah diakses oleh investor.
- Keseimbangan Regulasi: Mencari keseimbangan antara pengurangan beban administratif dan menjaga kualitas informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan investasi yang berkelanjutan.
- Dukungan untuk Perusahaan Kecil: Memastikan bahwa perusahaan kecil yang ramah lingkungan tidak dirugikan oleh perubahan regulasi.
- Konsistensi Kebijakan: Menyelaraskan revisi aturan dengan tinjauan menyeluruh terhadap kewajiban pelaporan keberlanjutan bagi manajer aset.
Dengan menyampaikan peringatan dan usulan solusi ini, EFAMA berharap dapat berkontribusi pada pengembangan regulasi keberlanjutan yang efektif dan proporsional, yang mendukung tujuan iklim Uni Eropa tanpa mengorbankan daya saing industri dan kepercayaan investor.