Kinerja Danantara Mendapat Apresiasi dari Kalangan Pengusaha Amerika Serikat
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie, mengungkapkan bahwa kinerja Badan Pengelola Investasi Danantara (BPID) menuai pujian dari sejumlah pengusaha Amerika Serikat. Apresiasi ini didapatkan Anindya saat berdiskusi dengan para pelaku bisnis di Negeri Paman Sam beberapa waktu lalu.
Menurut Anindya, daya tarik utama Danantara terletak pada skala aset yang dikelolanya, mencapai 900 miliar dollar AS. Angka ini menempatkan Danantara sebagai salah satu sovereign wealth fund (SWF) terbesar di dunia, tepatnya menduduki peringkat kelima secara global. Anindya menekankan bahwa pujian yang diterimanya merupakan hasil pengamatannya sendiri, mengingat Danantara memiliki struktur organisasi yang lengkap dengan CEO, CIO, dan COO yang kompeten.
"Banyak sekali yang memuji Danantara," ujar Anindya dalam sebuah wawancara televisi, menggarisbawahi dampak positif yang dihasilkan oleh BPID. Anindya melanjutkan bahwa Danantara mampu menghasilkan sekitar Rp170 triliun per tahun. Ia juga meyakini bahwa efisiensi yang diterapkan di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berpotensi meningkatkan pendapatan tersebut secara signifikan.
Dana yang dikelola Danantara, menurut Anindya, akan diinvestasikan kembali ke dalam BPID, dan bukan berasal dari anggaran bank atau BUMN. Hal ini menunjukkan kemandirian dan keberlanjutan operasional Danantara.
Lebih lanjut, Anindya meyakini bahwa kehadiran Danantara dapat meningkatkan kepercayaan investor global terhadap iklim investasi di Indonesia. Pengusaha AS, khususnya, melihat Danantara sebagai wujud nyata dari shareholder activism, yang bertujuan untuk mendorong manajemen BUMN menjadi lebih efisien dan ramping.
Anindya juga menyoroti pentingnya restrukturisasi BUMN. Menurutnya, jumlah perusahaan BUMN yang terlalu banyak perlu dievaluasi, dan Danantara berperan penting dalam mewujudkan pengelolaan yang profesional.
Saat ini, Danantara mengelola aset senilai 900 miliar dollar AS. Namun, angka ini diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan penambahan aset negara ke dalam portofolio pengelolaan Danantara. Beberapa aset yang potensial untuk dimasukkan adalah kawasan Gelora Bung Karno (GBK) dan Kemayoran. Jika penambahan ini terealisasi, Danantara diproyeksikan akan mengelola dana hingga 1 triliun dollar AS, atau setara dengan Rp16 kuadriliun.
Anindya menekankan bahwa peningkatan aset ini akan semakin memperkuat posisi Danantara sebagai pemain kunci dalam investasi global dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.