Semarang Genjot Pendidikan Karakter Guna Raih Generasi Emas 2045
Semarang Fokus Pendidikan Karakter Sambut Indonesia Emas 2045
Pemerintah Kota Semarang terus berupaya memperkuat pendidikan karakter di kalangan siswa sebagai persiapan menghadapi era Indonesia Emas 2045. Hal ini ditegaskan oleh Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin, yang menyatakan bahwa karakter bangsa adalah modal utama dalam menyambut bonus demografi yang akan datang.
Dalam sebuah dialog pendidikan yang diselenggarakan oleh Dewan Pendidikan Kota Semarang di SMAN 2 Kota Semarang, Iswar menekankan pentingnya menanamkan nilai-nilai disiplin, toleransi, dan kebersihan sejak dini. Menurutnya, karakter-karakter unggul seperti sopan santun, saling menghormati, toleransi terhadap perbedaan, dan etos kerja keras harus terus dilestarikan.
Program Penguatan Karakter Berbasis Kearifan Lokal
Iswar juga menyoroti program 100 hari kerja Agustina-Iswar yang salah satunya berfokus pada penguatan karakter berbasis kearifan lokal, yaitu mewujudkan Semarang Bersih melalui program Pilah Sampah. Ia mengajak para guru untuk membiasakan siswa tidak hanya membuang sampah pada tempatnya, tetapi juga mulai memilah sampah.
"Jika karakter tersebut diajarkan dan dipraktikkan, anak-anak akan terbiasa dan memberikan dampak yang luar biasa ke depannya," ujarnya.
Menurutnya, pembentukan karakter disiplin pada anak juga akan berkontribusi positif dalam pembangunan, seperti mencegah banjir dan menjaga kelestarian lingkungan.
Prioritas Pembangunan Pendidikan
Iswar menambahkan bahwa pembangunan pendidikan merupakan salah satu prioritas utama dalam visi dan misi pasangan Agustina dan Iswar. Selama lima tahun ke depan, 20 persen program akan difokuskan pada pendidikan, dengan tujuan membangun karakter serta pendidikan yang berorientasi pada toleransi di Kota Semarang.
Salah satu program prioritas adalah mengembangkan pendidikan toleransi sebagai modal pembangunan, mengingat Semarang saat ini menjadi kota nomor satu paling toleran di Indonesia.
"Toleransi akan menumbuhkan kasih sayang dan perdamaian, lalu perdamaian akan membuat Kota Semarang kondusif. Jika kota kondusif, investor akan mudah masuk karena keamanan terjamin," terangnya.
Peran Serta Semua Pihak
Ketua Dewan Pendidikan Kota Semarang, Budiyanto, menyampaikan bahwa pendidikan idealnya tidak hanya melahirkan pelajar yang pintar, tetapi juga bermoral. Untuk mewujudkan hal itu, semua pihak memiliki peran penting dalam penguatan pendidikan karakter.
"Ini adalah tanggung jawab bersama, antara keluarga, pemerintah, dan masyarakat. Tugas orang tua tidak hanya soal mensejahterakan anaknya, tetapi juga membentuk dari awal karakter anak," ujarnya.
Budiyanto juga menekankan pentingnya peran guru dalam menumbuhkembangkan karakter anak didik, serta peran masyarakat dalam melaporkan aktivitas kelompok anak yang mencurigakan kepada pihak keamanan.
Terlebih, di era digital saat ini, pendidikan karakter menjadi benteng kokoh dalam menghalau efek negatif teknologi informasi. Menurutnya, perlu pendampingan dan kontrol ketat dari orang tua ketika anak mengakses informasi dari gawai.
"Jangan sampai anak-anak menonton film yang tidak pantas atau masuk dalam komunitas grup pergaulan bebas hingga narkoba. Jadi, Semarang bebas narkoba, kreak, dan bebas pergaulan bebas bisa terwujud," tegasnya.
Program Pengambilan Ijazah
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bambang Pramusinto, menyampaikan bahwa Pemkot Semarang terus memberikan perhatian besar pada dunia pendidikan, salah satunya melalui program pengambilan ijazah siswa sekolah swasta yang terkendala biaya pendidikan.
"Jangan sampai anak didik kita terlantar karena tidak mendapatkan selembar dokumen (ijazah). Sejatinya, pendidikan bukanlah masalah nilai atau ijazah, tetapi pembangunan karakter," katanya mewakili Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng.