Banjir Rendam Palembang Usai Hujan Deras: Peringatan Dini BMKG Tak Digubris?
Banjir Landa Palembang Setelah Hujan Semalaman
Kota Palembang, Sumatera Selatan, terendam banjir pada Minggu (9 Maret 2025) pagi setelah diguyur hujan deras sejak pukul 20.00 WIB hingga 06.00 WIB. Genangan air dengan ketinggian bervariasi dilaporkan di sejumlah titik, mulai dari 10-15 sentimeter hingga setinggi lutut orang dewasa. Kondisi ini menimbulkan dampak signifikan terhadap aktivitas warga dan infrastruktur kota. Merri, Lurah 20 Ilir II, Kecamatan Kemuning, menjelaskan bahwa luapan Bendungan 20 Ilir II menjadi penyebab utama banjir di wilayahnya. Air yang meluap mengalir ke Bendungan 9 Ilir dan akhirnya menuju Sungai Musi, merendam rumah-rumah warga. "Biasanya ketinggian air dari bendungan hanya sekitar setengah meter di bawah bibir bendungan," ujar Merri, mengutip pernyataan dari Antara. Pihaknya telah memasang garis peringatan di sepanjang bendungan untuk mencegah warga terperosok.
Banjir tak hanya terjadi di wilayah 20 Ilir II. Laporan serupa juga datang dari TPA II, Kelurahan Keramasan. Di lokasi ini, ketinggian air bahkan menutupi jalan utama, menyulitkan akses warga. "Pagi ini setelah hujan semalaman, banjir setinggi lutut orang dewasa di jalan," ungkap seorang warga Keramasan. Simpang Polda Kota Palembang juga terendam, dengan genangan air yang cukup dalam hingga merendam roda kendaraan bermotor. Kejadian ini menimbulkan kemacetan dan mengganggu kelancaran lalu lintas.
Peringatan Dini BMKG dan Antisipasi Bencana
Ironisnya, peristiwa banjir ini terjadi setelah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengeluarkan peringatan dini mengenai potensi bencana hidrometeorologi. Peringatan tersebut dikeluarkan menyusul prediksi hujan deras dan debit air Sungai Musi yang tinggi, khususnya pada periode 11-12 Maret 2025, saat pasang maksimum di muara Sungai Musi mencapai 3,6 meter. Sinta Andayani, Kepala Unit Data dan Informasi BMKG SMB II Palembang, menjelaskan, "Berdasarkan data prakiraan, pasang surut di Sungai Musi tercatat untuk pasang tertinggi di bulan Maret ini pada 11-12 Maret 2025. Hal ini menyebabkan kita harus mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi." BMKG juga memprediksi potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat selama tiga hari ke depan di Kota Palembang dan memperingatkan potensi pasang kembali pada 24-26 Maret 2025 dengan ketinggian maksimum 3,4 meter. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas sistem peringatan dini dan kesiapsiagaan pemerintah daerah dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
Dampak dan Tindak Lanjut
Banjir di Palembang menimbulkan sejumlah kerugian dan ketidaknyamanan bagi warga. Selain kerusakan harta benda, banjir juga mengganggu aktivitas ekonomi dan pendidikan. Pemerintah setempat dan instansi terkait perlu segera melakukan langkah-langkah untuk mengatasi dampak banjir, termasuk evakuasi warga yang terdampak, pendistribusian bantuan, dan perbaikan infrastruktur yang rusak. Evaluasi menyeluruh terhadap sistem drainase dan penanggulangan banjir di Palembang juga sangat diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Langkah preventif seperti pembersihan saluran drainase secara berkala dan peningkatan kapasitas infrastruktur penampung air hujan perlu menjadi prioritas. Selain itu, perlu ditingkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai langkah-langkah mitigasi bencana banjir. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait menjadi kunci dalam menghadapi tantangan bencana hidrometeorologi di Kota Palembang.