AS Keluarkan Imbauan Perjalanan ke Papua, Industri Pariwisata Indonesia Berpotensi Terdampak

Pemerintah Amerika Serikat baru-baru ini mengeluarkan imbauan perjalanan (travel advisory) bagi warganya yang hendak berkunjung ke Indonesia, khususnya ke wilayah Papua Tengah dan Papua Pegunungan. Imbauan ini dikeluarkan karena adanya kekhawatiran terkait potensi kerusuhan sipil dan risiko keamanan lainnya di kedua wilayah tersebut.

Departemen Luar Negeri AS, melalui situs resminya, merekomendasikan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Papua Tengah dan Papua Pegunungan. Peringatan ini, yang dikeluarkan pada akhir April 2025, menjadi perhatian serius bagi para pelaku industri pariwisata Indonesia.

Menanggapi imbauan tersebut, Ketua Umum Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo), Pauline Suharno, menyampaikan kekhawatiran akan dampak negatifnya terhadap sektor pariwisata. Meskipun demikian, ia juga melihat adanya peluang untuk melakukan perbaikan mendasar dalam sistem keamanan dan regulasi pariwisata di Indonesia secara keseluruhan.

"Larangan dari Amerika tentu memberikan dampak yang kurang baik bagi pariwisata kita, tetapi juga bisa menjadi pemicu untuk memperbaiki keamanan," ujarnya.

Pauline menekankan bahwa peningkatan standar keamanan akan meningkatkan kepercayaan wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia. Ia menyoroti bahwa berbagai tindakan kriminal, seperti pencurian, kekerasan seksual, dan penculikan, dapat terjadi di berbagai wilayah Indonesia, bukan hanya di Papua.

"Bukan cuma Papua, tapi juga daerah lain di Indonesia standar keamanannya kurang meyakinkan. Beberapa kali ada kasus kekerasan seksual, pembunuhan, perampokan, dan ini harus diperhatikan. Regulasi harus lebih tepat dijalankan, misalnya pemasangan kamera pengawas di tempat-tempat umum," tambahnya.

Pauline mencontohkan keberhasilan Cina dalam meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan. Dulu, Cina memiliki citra yang kurang baik karena tingginya tingkat kriminalitas. Namun, dengan upaya perbaikan yang berkelanjutan, Cina kini menjadi destinasi wisata yang aman dan populer.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran, menyatakan bahwa pihaknya belum menerima laporan mengenai dampak langsung dari imbauan perjalanan AS terhadap kunjungan wisatawan mancanegara dan tingkat hunian hotel. Ia menjelaskan bahwa destinasi wisata utama bagi wisatawan asing saat ini masih terpusat di Jakarta dan Bali.

  • Meskipun demikian, Maulana mengakui bahwa isu keamanan di Papua dapat mempengaruhi persepsi wisatawan terhadap Indonesia secara keseluruhan.
  • PHRI akan terus memantau perkembangan situasi dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk menjaga citra positif pariwisata Indonesia.

Ke depannya, peningkatan keamanan dan penegakan hukum yang lebih efektif akan menjadi kunci untuk menarik lebih banyak wisatawan mancanegara dan meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia di tingkat global.