Salah Tuduh Pelanggan, Restoran di Inggris Didenda Lebih dari Rp 1,6 Miliar

Tudingan tak berdasar terhadap sebuah keluarga terkait pembayaran tagihan di sebuah restoran berujung pada konsekuensi yang sangat mahal. Keluarga McGirr, yang dituduh melakukan dine and dash, justru menerima kompensasi senilai lebih dari Rp 1,6 miliar setelah menggugat restoran tersebut atas pencemaran nama baik.

Kasus ini bermula ketika keluarga McGirr mengunjungi restoran Horse and Jockey di Tideswell, Inggris. Mereka memesan sejumlah hidangan, termasuk ribeye steak dan Derbyshire steak, beserta minuman. Setelah menikmati hidangan mereka, pihak restoran menuduh keluarga McGirr melarikan diri tanpa membayar tagihan yang mencapai sekitar £150 (Rp 3,3 juta). Tuduhan ini diperparah dengan unggahan rekaman CCTV dan foto keluarga tersebut di media sosial, disertai pernyataan yang menyudutkan. Alhasil, tuduhan tersebut menyebar luas di berbagai media.

Namun, fakta sebenarnya terungkap kemudian. Keluarga McGirr telah membayar tagihan mereka secara penuh. Kesalahan terletak pada seorang pegawai restoran yang lalai mencatat transaksi tersebut ke dalam sistem kasir. Akibatnya, muncul kesan bahwa keluarga McGirr belum membayar makanan mereka.

Merasa nama baiknya tercemar, keluarga McGirr mengambil langkah hukum dengan menggugat restoran tersebut. Pengacara keluarga, Peter Girvan, menegaskan bahwa tuduhan yang dilontarkan sangat serius dan tidak berdasar. Ia menyatakan bahwa kliennya tidak pernah melakukan tindakan kriminal seperti yang dituduhkan.

"Semua tuduhan itu sepenuhnya keliru. Klien kami tidak pernah melakukan tindakan seperti yang dituduhkan, dan pernyataan pihak restoran tidak memiliki dasar fakta apa pun," tegas Girvan dalam persidangan di Pengadilan Belfast Crown.

Menyadari kesalahan mereka, pihak restoran akhirnya mengakui kelalaian tersebut dan sepakat untuk memberikan kompensasi sebesar £75.000 (Rp 1,6 miliar) kepada keluarga McGirr. Selain itu, restoran juga menanggung seluruh biaya proses hukum dan menyampaikan permintaan maaf secara resmi. Mereka mengakui bahwa tuduhan terhadap keluarga McGirr tidak berdasar dan telah mencemarkan nama baik keluarga tersebut.

Pihak restoran menjelaskan bahwa pegawai yang bertugas saat itu masih belum berpengalaman, sehingga melakukan kesalahan yang berakibat fatal. Putri keluarga McGirr, Carol McGirr, mengungkapkan kelegaannya atas keadilan yang akhirnya mereka peroleh setelah menjalani proses hukum selama lebih dari sepuluh bulan. Ia merasa lega karena nama baik keluarganya telah dipulihkan.

Kasus ini menjadi pengingat bagi para pelaku bisnis restoran untuk lebih berhati-hati dalam menangani isu pembayaran. Tindakan gegabah seperti menuduh pelanggan tanpa bukti yang jelas dapat berakibat fatal, baik secara finansial maupun reputasi.