Operasi Pekat 2025: Ratusan Preman di Lampung Diciduk dari Belasan Pasar dan Titik Rawan
Kepolisian Daerah (Polda) Lampung menggelar operasi besar-besaran dengan sandi "Pekat 2025" yang menyasar aksi premanisme di berbagai wilayah. Operasi yang bertujuan untuk menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) ini berhasil menjaring ratusan orang yang diduga terlibat dalam praktik pemalakan dan kegiatan meresahkan lainnya.
Sasaran utama operasi ini adalah pasar-pasar tradisional yang selama ini disinyalir menjadi sarang aktivitas premanisme. Beberapa pasar yang menjadi fokus penggerebekan antara lain:
- Pasar Talang Padang
- Pasar Sukaraja
- Pasar Kota Agung (Ketiganya berlokasi di Kabupaten Tanggamus)
- Pasar Sarinongko
- Pasar Gading Rejo
- Pasar Pringsewu
- Pasar Pujodadi (Keempatnya berada di wilayah Kabupaten Pringsewu).
Selain pasar, operasi juga menyasar titik-titik rawan lain seperti jalur Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum), area perkebunan sawit, serta lokasi wisata yang seringkali menjadi tempat beraksi para preman. Beberapa lokasi spesifik yang menjadi target operasi meliputi akses keluar tol Kalianda, akses menuju Pantai Minang Rua, Jalinsum Desa Hatta Bakauheni, dan area perkebunan sawit di Natar, Lampung Selatan.
Menurut keterangan Kapolda Lampung, Inspektur Jenderal (Irjen) Helmy Santika, Operasi Pekat 2025 telah berlangsung selama sepekan, mulai tanggal 1 hingga 8 Mei 2025. Dalam kurun waktu tersebut, aparat kepolisian berhasil mengamankan sebanyak 224 pelaku kejahatan. Total ada 166 kasus yang berhasil diungkap oleh Polda Lampung beserta jajaran, mencakup ratusan pelaku yang masuk dalam daftar target operasi (TO) maupun non-TO.
"Target kami sekitar 200 kasus dan hingga minggu pertama ini sudah berhasil kami ungkap lebih dari 100 kasus," kata Helmy. Keberhasilan operasi ini menunjukkan komitmen Polda Lampung dalam memberantas premanisme dan menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi masyarakat.