Upaya Redam Perang Dagang: AS dan China Gelar Dialog Tingkat Tinggi di Jenewa

Dialog Tingkat Tinggi AS-China Digelar di Jenewa untuk Redam Ketegangan Dagang

Jenewa, Swiss menjadi saksi bisu upaya meredakan tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Wakil Perdana Menteri China, He Lipeng, dan Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent, bertemu pada hari Sabtu (10/5/2025) dalam sebuah forum yang diharapkan dapat membuka jalan bagi solusi atas sengketa tarif yang telah lama menghantui perekonomian global.

Pertemuan yang berlangsung secara tertutup ini, turut dihadiri oleh Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer. Kehadiran delegasi tingkat tinggi ini mengindikasikan keseriusan kedua negara dalam mencari titik temu. Hubungan dagang antara Washington dan Beijing memang mengalami turbulensi dalam beberapa waktu terakhir, ditandai dengan saling balas penerapan tarif impor yang signifikan, bahkan mencapai lebih dari 100 persen untuk beberapa komoditas. Langkah ini diperburuk dengan kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden AS, Donald Trump, terhadap berbagai negara, memicu kekhawatiran global.

Detail Pertemuan Dirahasiakan, Kehadiran Polisi Tingkatkan Spekulasi

Informasi mengenai lokasi dan agenda rinci pertemuan ini sangat terbatas. Namun, sejumlah saksi mata melaporkan peningkatan pengamanan di sekitar sebuah kediaman pribadi di pinggiran Jenewa, dengan kehadiran sejumlah besar personel kepolisian. Sebuah van Mercedes berwarna gelap yang diduga membawa delegasi China juga terlihat meninggalkan sebuah hotel di tepi Danau Jenewa.

Delegasi AS, termasuk Menteri Keuangan Bessent dan Perwakilan Dagang Greer, juga terpantau meninggalkan hotel yang sama. Para pejabat AS tampak optimis, terlihat dari senyum yang mereka pancarkan dan atribut bendera AS yang dikenakan. Sayangnya, Bessent enggan memberikan komentar kepada media terkait isi pembicaraan.

Implikasi dan Harapan ke Depan

Meski detail pertemuan masih dirahasiakan, inisiatif dialog ini memberikan secercah harapan bagi stabilitas ekonomi global. Ketegangan dagang yang berkepanjangan telah mengganggu rantai pasok global, mengguncang pasar keuangan, dan meningkatkan risiko perlambatan ekonomi. Pernyataan Presiden Trump sehari sebelum pertemuan di Jenewa, yang menyebut tarif 80 persen untuk barang impor dari China sebagai "tampaknya tepat", memberikan indikasi potensi kompromi, meskipun sebelumnya tarif yang diberlakukan mencapai 145 persen.

Perkembangan selanjutnya dari dialog di Jenewa ini akan menjadi perhatian utama pelaku ekonomi dan pemerintah di seluruh dunia. Semua pihak berharap, pertemuan ini dapat menghasilkan solusi konstruktif yang menguntungkan semua pihak dan mencegah eskalasi lebih lanjut dalam perang dagang.

Fokus Pembahasan:

  • Tarif Impor AS-China
  • Dampak Perang Dagang pada Ekonomi Global
  • Potensi Kompromi dan Solusi
  • Stabilitas Rantai Pasok Global
  • Kebijakan Tarif Presiden Trump