Operasi Gabungan TNI-BIN Berhasil Melumpuhkan Tokoh OPM Puncak Jaya
Aparat keamanan dari Satuan Tugas (Satgas) TNI bersama Badan Intelijen Negara (BIN) berhasil melumpuhkan seorang tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM) bernama Nekison Enumbi, yang juga dikenal dengan nama Bumi Walo Enumbi. Penindakan ini terjadi di Distrik Ilamburawi, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, setelah yang bersangkutan masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) atas serangkaian aksi kriminal.
Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono, Dansatgas Media Koops TNI Habema, menyatakan bahwa keberhasilan operasi ini merupakan wujud komitmen TNI dalam menjaga stabilitas keamanan dan melindungi masyarakat Papua dari ancaman kelompok bersenjata. Operasi ini sendiri dilakukan secara terukur berdasarkan informasi akurat yang diperoleh dari Satgas BIN.
Nekison Enumbi alias Bumi Walo, yang merupakan salah satu pimpinan OPM wilayah Yambi, dilumpuhkan setelah aparat keamanan mendapatkan informasi intelijen mengenai keberadaannya. Selama ini, ia menjadi buronan karena terlibat dalam berbagai aksi teror bersenjata yang meresahkan masyarakat di wilayah Papua Tengah. Dalam operasi penindakan tersebut, Bumi Walo tewas di tempat setelah melakukan perlawanan terhadap aparat.
Dari lokasi kejadian, Satgas TNI berhasil mengamankan sejumlah barang bukti yang diduga kuat digunakan dalam aksi-aksi kekerasan yang dilakukannya. Barang bukti tersebut meliputi:
- Tiga butir munisi kaliber 9 mm
- Satu selongsong peluru kaliber 5,56 mm
- Dua buah kapak
- Enam buah parang
- Dua unit alat komunikasi HT
- Tiga buah sarung pistol
- Dua unit handphone GSM
- Satu unit handphone Android
- Empat buah busur panah
- 90 buah anak panah
Nekison Enumbi alias Bumi Walo telah lama menjadi target operasi aparat keamanan. Ia masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Polres Puncak Jaya sejak 25 April 2024, dengan nomor DPO/S-34/01/IV/2024/RESKRIM. Catatan kriminalnya mencakup serangkaian serangan terhadap anggota TNI-Polri dan masyarakat sipil.
Bumi Walo tercatat terlibat dalam sejumlah aksi penembakan yang mengakibatkan gugurnya aparat keamanan, termasuk insiden penembakan terhadap anggota Polsek Puncak Jaya pada 21 Januari 2025 dan penembakan terhadap seorang purnawirawan Polri pada 7 April 2025.
Selain menyerang aparat, Bumi Walo juga terlibat dalam aksi kekerasan terhadap warga sipil, termasuk penembakan terhadap seorang tukang ojek pada tahun 2024 yang menyebabkan korban meninggal dunia. Ia juga pernah melakukan penembakan terhadap kendaraan truk yang melintas di jalur utama Distrik Tingginambut, yang merupakan jalur vital penghubung antara Kabupaten Puncak Jaya dan Kabupaten Jayawijaya.
Kelompok OPM secara umum dikenal tidak hanya menargetkan aparat keamanan, tetapi juga aktif melakukan teror terhadap masyarakat sipil. Aksi-aksi brutal yang mereka lakukan meliputi pembakaran sekolah di Distrik Beoga, pembunuhan terhadap guru dan tenaga kesehatan di Distrik Anggruk, serta pembantaian terhadap 11 warga sipil yang mendulang emas di aliran Sungai Silet, Kabupaten Yahukimo.
Selain melakukan kekerasan fisik, OPM juga memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan hoaks dan propaganda. Mereka aktif menggunakan sejumlah akun seperti ORGANISASI PAPUA MERDEKA "OPM-TPNPB", Tpnpb News, Paradise Broadcasting, Papua Merdeka Channel, dan Manuskrip Papua. Upaya ini dinilai berpotensi menciptakan opini publik negatif yang dapat mengganggu stabilitas dan memperlambat pembangunan di Papua Tengah.
Letkol Iwan Dwi Prihartono mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum jelas kebenarannya. Ia menegaskan bahwa TNI bersama aparat lainnya akan terus hadir untuk menjaga keamanan dan melindungi seluruh warga.