Aksi unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia, New York, berujung pada penangkapan puluhan demonstran, termasuk Ramona Sarsgaard, putri dari aktris ternama Maggie Gyllenhaal dan aktor Peter Sarsgaard. Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di kampus-kampus di seluruh Amerika Serikat terkait konflik Israel-Palestina.

Ramona Sarsgaard, yang jarang tersorot media, dilaporkan menjadi bagian dari kelompok yang menduduki Perpustakaan Butler di kampus tersebut. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan universitas terkait investasi yang dianggap mendukung Israel. Menurut laporan, sekitar 80 demonstran terlibat dalam aksi tersebut, yang menyebabkan gangguan terhadap aktivitas belajar mahasiswa lain, terutama mereka yang sedang mempersiapkan ujian akhir.

Para demonstran, termasuk Ramona, terlihat mengenakan keffiyeh, simbol solidaritas dengan Palestina, dan meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina seperti "Free Palestine". Beberapa di antara mereka juga memasang bendera Palestina di sekitar perpustakaan. Aksi ini kemudian memicu respons dari pihak universitas dan kepolisian, yang berujung pada penangkapan para demonstran.

Menurut laporan media, pihak Universitas Columbia telah menjatuhkan skorsing sementara kepada sejumlah mahasiswa yang terlibat dalam insiden tersebut, sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut. Belum ada konfirmasi apakah Ramona Sarsgaard termasuk di antara mahasiswa yang diskors. Aksi demonstrasi ini juga dilaporkan menyebabkan kerusakan pada fasilitas perpustakaan, termasuk coretan di meja dan tulisan "Columbia Will Burn" di kotak kaca.

Ramona Sarsgaard, seperti ibunya, juga menempuh pendidikan di Universitas Columbia. Keluarga Gyllenhaal memang memiliki sejarah panjang dengan universitas bergengsi tersebut. Nenek Ramona, Naomi Foner Gyllenhaal, juga merupakan alumni Columbia, dan pamannya, aktor Jake Gyllenhaal, sempat berkuliah di sana sebelum fokus pada karir aktingnya.

Penangkapan Ramona Sarsgaard ini menambah daftar panjang aksi protes terkait konflik Israel-Palestina yang terjadi di kampus-kampus di Amerika Serikat. Isu ini terus menjadi perdebatan panas di kalangan mahasiswa dan akademisi, dengan berbagai pandangan dan sikap yang berbeda. Pihak universitas sendiri berupaya untuk menyeimbangkan antara kebebasan berekspresi mahasiswa dengan menjaga ketertiban dan keamanan di lingkungan kampus.