India dan Pakistan Umumkan Kesepakatan Gencatan Senjata yang Ditengahi AS, Sempat Diwarnai Dugaan Pelanggaran

Perebutan wilayah yang berkepanjangan antara India dan Pakistan memasuki babak baru dengan diumumkannya kesepakatan gencatan senjata. Kesepakatan ini, yang disebut-sebut ditengahi oleh Amerika Serikat, bertujuan untuk mengakhiri permusuhan yang telah berlangsung selama beberapa waktu. Pengumuman ini muncul di tengah kekhawatiran global akan potensi eskalasi konflik antara kedua negara bersenjata nuklir tersebut.

Kabar tentang kesepakatan ini pertama kali mencuat melalui pernyataan mantan Presiden AS, Donald Trump, di platform media sosial Truth Social. Trump menyampaikan ucapan selamat kepada kedua negara atas tercapainya kesepakatan yang ia sebut sebagai hasil dari negosiasi yang dimediasi oleh Amerika Serikat. Pernyataan ini kemudian dikonfirmasi oleh pejabat tinggi dari kedua belah pihak.

Menteri Luar Negeri India, Vikram Misri, menyatakan bahwa kesepakatan tersebut mencakup penghentian total tembakan dan operasi militer di seluruh domain – darat, udara, dan laut. Gencatan senjata ini efektif mulai pukul 17.00 waktu setempat. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Pakistan, Ishaq Dar, melalui platform X, menegaskan komitmen Pakistan terhadap perdamaian dan keamanan regional, dengan tetap menjunjung tinggi kedaulatan dan integritas wilayahnya.

Namun, harapan akan perdamaian yang langgeng sempat ternoda ketika laporan dugaan pelanggaran gencatan senjata muncul beberapa jam setelah kesepakatan diumumkan. Sumber-sumber pemerintah India mengklaim bahwa Pakistan telah melanggar perjanjian tersebut. Koresponden AFP di Srinagar, wilayah Kashmir yang dikelola India, melaporkan mendengar serangkaian ledakan keras. Mantan kepala menteri Jammu dan Kashmir, Omar Abdullah, juga mencuit di X tentang suara ledakan yang terdengar di seluruh Srinagar, mempertanyakan efektivitas gencatan senjata tersebut.

Situasi ini menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan dan ketahanan kesepakatan gencatan senjata. Meskipun kedua negara telah secara resmi menyetujui penghentian permusuhan, insiden dugaan pelanggaran tersebut menggarisbawahi kompleksitas dan tantangan dalam membangun perdamaian yang berkelanjutan di kawasan yang rawan konflik ini.

Berikut point penting dalam berita ini:

  • Gencatan senjata penuh antara India dan Pakistan diumumkan.
  • Amerika Serikat disebut-sebut sebagai mediator dalam perundingan.
  • Kesepakatan mencakup penghentian operasi militer di darat, laut, dan udara.
  • Muncul laporan dugaan pelanggaran gencatan senjata beberapa jam setelah diumumkan.
  • Masa depan kesepakatan gencatan senjata masih belum pasti.

Berikut List pernyataan pejabat terkait gencatan senjata:

  • Donald Trump (Mantan Presiden AS): "Setelah perundingan semalam yang dimediasi oleh Amerika Serikat, saya dengan senang hati mengumumkan bahwa India dan Pakistan telah menyetujui GENCATAN SENJATA PENUH DAN SEGERA. Selamat kepada kedua Negara karena telah menggunakan Akal Sehat dan Kecerdasan yang Hebat."
  • Vikram Misri (Menteri Luar Negeri India): "Kedua pihak akan menghentikan semua penembakan dan aksi militer di darat, udara, dan laut, yang berlaku mulai pukul 05.00 sore, waktu setempat."
  • Ishaq Dar (Menteri Luar Negeri Pakistan): "Pakistan dan India telah menyetujui gencatan senjata dengan efek segera. Pakistan selalu berupaya mewujudkan perdamaian dan keamanan di kawasan tersebut, tanpa mengorbankan kedaulatan dan integritas teritorialnya."
  • Omar Abdullah (Mantan Kepala Menteri Jammu dan Kashmir): "Apa yang baru saja terjadi dengan gencatan senjata? Ledakan terdengar di seluruh Srinagar!!!"