Tragedi Banjir Bandang Kongo: Ratusan Nyawa Melayang Akibat Luapan Sungai Kasaba
Hujan deras yang mengguyur wilayah timur Republik Demokratik Kongo telah memicu bencana banjir bandang yang merenggut ratusan nyawa. Desa Kasaba, yang terletak di Provinsi Sud Kivu, menjadi wilayah terdampak paling parah akibat luapan Sungai Kasaba.
Bencana ini terjadi pada malam hari, saat sebagian besar warga tengah terlelap. Derasnya air sungai yang meluap membawa material berat seperti bebatuan besar, pepohonan tumbang, dan lumpur, menghancurkan rumah-rumah yang berada di sepanjang tepi danau Tanganyika. Akibatnya, banyak keluarga kehilangan tempat tinggal dan harta benda mereka.
Menurut laporan dari pejabat setempat, mayoritas korban meninggal adalah anak-anak dan orang lanjut usia. Puluhan warga lainnya dilaporkan mengalami luka-luka, dan ratusan rumah hancur rata dengan tanah. Tim penyelamat dan relawan saat ini tengah berupaya mencari korban yang hilang dan memberikan bantuan kepada para penyintas.
Kondisi geografis wilayah yang berada di tepi danau dan dikelilingi perbukitan yang rawan longsor akibat deforestasi, memperparah dampak dari bencana ini. Akses menuju Desa Kasaba yang hanya dapat ditempuh melalui jalur air juga menjadi tantangan tersendiri dalam upaya penanggulangan bencana.
Banjir bandang ini menambah daftar panjang bencana alam yang sering melanda Republik Demokratik Kongo, khususnya di wilayah timur yang rentan terhadap perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Pada tahun 2023, ratusan orang juga menjadi korban jiwa akibat banjir yang melanda komunitas di sekitar Danau Kivu.
Pemerintah daerah dan organisasi kemanusiaan terus berkoordinasi untuk memberikan bantuan darurat kepada para korban banjir, termasuk penyediaan tempat tinggal sementara, makanan, air bersih, dan layanan kesehatan. Upaya jangka panjang juga diperlukan untuk mengatasi akar penyebab bencana, seperti deforestasi dan perubahan iklim, serta meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana di masa depan.
- Korban meninggal dunia mencapai ratusan jiwa.
- Sebagian besar korban adalah anak-anak dan lansia.
- Ratusan rumah hancur akibat banjir bandang.
- Akses ke lokasi bencana sangat terbatas.
- Bantuan darurat sedang diupayakan untuk para korban.