Tawuran Berulang di Manggarai Resahkan Warga: Aktivitas Terhambat, Ekonomi Terdampak

Aksi tawuran yang terus berulang di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, telah menjadi sumber keresahan utama bagi warga setempat. Intensitas kejadian yang tinggi, dengan setidaknya dua insiden dalam sepekan terakhir, tidak hanya menimbulkan rasa tidak aman, tetapi juga secara signifikan mengganggu aktivitas sehari-hari dan berdampak negatif pada perekonomian warga.

Menurut laporan yang dihimpun, konflik seringkali melibatkan warga dari RW 04 dan RW 12 Manggarai. Pola yang teramati menunjukkan bahwa provokasi berupa ledakan petasan kerap menjadi pemicu utama. Kompol Murodih, Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, menjelaskan bahwa insiden pertama terjadi pada hari Minggu (4/5) sekitar pukul 19.30 WIB di sekitar Jalan Tambak. Dugaan sementara adalah adanya provokasi dari RW 12 yang mengarah ke RW 04, yang kemudian memicu respons dan berujung pada bentrokan.

Selang dua hari kemudian, pada hari Selasa (6/5) sekitar pukul 15.30 WIB, tawuran kembali pecah dengan penyebab serupa. Kapolsek Tebet, Kompol Iwan Gunawan, mengkonfirmasi bahwa provokasi bunyi petasan dari RW 04 ke RW 12 menjadi katalis utama kejadian tersebut.

Dampak dari tawuran ini sangat dirasakan oleh warga. Ali, seorang warga yang berprofesi sebagai pedagang, mengungkapkan bahwa tawuran sangat mengganggu usahanya. Waktu kejadian yang tidak menentu, termasuk pada jam-jam sibuk mencari nafkah, membuat warga kesulitan untuk beraktivitas dengan normal. Hal serupa juga diungkapkan oleh Mukhsin, pedagang lainnya, yang merasa khawatir karena lokasi dagangnya berdekatan dengan area rawan tawuran. Setiap kali tawuran terjadi, pembeli pun enggan datang, menyebabkan penurunan pendapatan yang signifikan. Mukhsin mengaku hanya bisa pasrah dan menunggu hingga situasi kembali aman.

Selain dampak ekonomi, tawuran juga menyebabkan kemacetan lalu lintas yang parah. Gie, seorang pekerja, mengeluhkan bahwa akses pulang dan pergi kerja menjadi terhambat akibat tawuran. Kondisi ini memaksanya untuk mencari rute alternatif yang memakan waktu lebih lama. Warga lainnya, Soleh, mengungkapkan kekhawatiran dan ketakutan yang dirasakan warga saat melintasi area tersebut saat terjadi tawuran. Dia berharap kehadiran petugas kepolisian yang rutin berjaga dapat terus dipertahankan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa dan memberikan rasa aman kepada masyarakat.

Berikut adalah beberapa dampak utama yang dirasakan warga:

  • Gangguan Aktivitas: Tawuran menyebabkan kemacetan dan menghambat akses warga untuk beraktivitas sehari-hari, termasuk bekerja dan berbelanja.
  • Dampak Ekonomi: Pedagang mengalami penurunan pendapatan karena pembeli enggan datang saat terjadi tawuran.
  • Rasa Tidak Aman: Warga merasa khawatir dan takut saat melintasi area rawan tawuran.
  • Kerugian Waktu: Warga terpaksa mencari rute alternatif yang memakan waktu lebih lama akibat kemacetan.

Keresahan warga Manggarai akibat tawuran yang berulang ini menunjukkan perlunya tindakan komprehensif dari pihak berwenang. Upaya preventif, penegakan hukum yang tegas, dan pendekatan sosial yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci untuk mengatasi akar masalah dan menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi seluruh warga.