Moskow Ajukan Tawaran Perundingan Damai dengan Kiev di Istanbul Tahun 2025

Presiden Rusia, Vladimir Putin, secara terbuka menyampaikan usulan untuk mengadakan perundingan damai langsung dengan pihak Ukraina. Tawaran ini diajukan dengan harapan dapat menemukan solusi fundamental terhadap konflik yang telah berlangsung dan membuka jalan bagi pemulihan perdamaian yang berkelanjutan di kawasan tersebut.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan dari Kremlin, Putin mengusulkan agar perundingan tersebut diselenggarakan di Istanbul, Turki, pada tanggal 15 Mei 2025. Pemilihan Istanbul sebagai lokasi perundingan mengisyarat peran potensial Turki sebagai fasilitator dalam proses perdamaian ini. Putin juga menyatakan niatnya untuk berdiskusi dengan Presiden Turki, Tayyip Erdogan, guna membahas kemungkinan dukungan dan fasilitasi dari pihak Turki terhadap dialog antara Rusia dan Ukraina.

Usulan ini muncul di tengah konflik yang berkepanjangan yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Konflik tersebut telah menyebabkan kerugian besar, baik dari segi kemanusiaan maupun ekonomi, serta meningkatkan ketegangan geopolitik antara Rusia dan negara-negara Barat. Putin menekankan bahwa tujuan dari perundingan yang diusulkan adalah untuk mengatasi akar permasalahan yang mendasari konflik, bukan sekadar mencapai gencatan senjata sementara.

"Kami mengusulkan agar Kiev melanjutkan negosiasi langsung tanpa prasyarat apa pun," kata Putin, seraya menambahkan bahwa Rusia telah mengajukan beberapa usulan gencatan senjata sebelumnya, termasuk moratorium serangan terhadap fasilitas energi, gencatan senjata Paskah, dan gencatan senjata selama 72 jam selama perayaan yang menandai 80 tahun sejak kemenangan dalam Perang Dunia Kedua. Namun, Putin menuduh Ukraina berulang kali melanggar gencatan senjata tersebut.

Putin menyatakan bahwa usulan Rusia telah diajukan dan keputusan untuk menindaklanjutinya berada di tangan otoritas Ukraina dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Dia juga menyiratkan bahwa kepentingan politik pribadi seharusnya tidak menghalangi upaya untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan.

Belum ada pernyataan resmi dari pihak Ukraina terkait usulan perundingan damai yang diajukan oleh Rusia. Situasi ini masih berkembang, dan respons dari Ukraina akan menjadi faktor penting dalam menentukan apakah perundingan tersebut akan terwujud dan apakah ada harapan untuk mencapai resolusi damai terhadap konflik yang sedang berlangsung.

  • Latar Belakang Konflik: Konflik antara Rusia dan Ukraina telah berlangsung sejak tahun 2014, dengan aneksasi Krimea oleh Rusia dan dukungan terhadap separatis di wilayah Donbas. Invasi Rusia pada Februari 2022 menandai eskalasi signifikan dari konflik tersebut.
  • Peran Turki: Turki telah berupaya untuk memainkan peran sebagai mediator antara Rusia dan Ukraina. Negara ini memiliki hubungan baik dengan kedua negara dan telah menawarkan untuk menjadi tuan rumah perundingan damai di masa lalu.
  • Tantangan Perdamaian: Mencapai perdamaian antara Rusia dan Ukraina akan menjadi tantangan yang signifikan. Kedua belah pihak memiliki posisi yang berbeda mengenai berbagai isu, termasuk status wilayah yang diduduki, jaminan keamanan, dan hubungan dengan NATO.