Sepuluh Kura-kura Leher Ular Rote Kembali ke Habitat Alami di NTT
Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, menjadi saksi kembalinya sepuluh individu kura-kura leher ular Rote ke habitat aslinya. Upaya konservasi ini dipusatkan di Danau Lendeoen dan Danau Ledulu, yang merupakan bagian dari ekosistem penting bagi kelangsungan hidup spesies endemik ini.
Pelepasan kura-kura langka ini merupakan hasil kolaborasi antara Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Nusa Tenggara Timur (NTT), Pemerintah Kabupaten Rote Ndao, Wildlife Conservation Society-Indonesia Program (WCS-IP), Mandai Nature, serta partisipasi aktif masyarakat lokal. Dari sepuluh kura-kura yang dilepasliarkan, delapan di antaranya adalah jantan dan dua betina. Sebelum dilepas, seluruh kura-kura telah menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh untuk memastikan mereka dalam kondisi optimal untuk beradaptasi dengan lingkungan baru mereka.
Menurut keterangan dari Kepala BBKSDA NTT, Adhi Nurul Hadi, proses pelepasan dilakukan dengan hati-hati. Lima ekor kura-kura ditempatkan di Danau Lendeoen dan lima lainnya di Danau Ledulu, dengan harapan mereka dapat berkembang biak secara alami di habitat aslinya. Tim konservasi juga secara rutin melakukan monitoring terhadap kura-kura Rote, termasuk pengukuran kualitas air dan pengukuran fisik kura-kura, serta upaya pemberantasan musuh alami dan patroli di sekitar danau.
Inisiatif ini menandai langkah maju yang signifikan dalam upaya konservasi kura-kura leher ular Rote. Sinergi antara pemerintah, lembaga konservasi, dan masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya melindungi satwa endemik dari ancaman perburuan, perdagangan ilegal, dan kerusakan habitat.
Wakil Bupati Rote Ndao, Apremoi Dudelusy Dethan, menyampaikan apresiasinya terhadap upaya konservasi ini. Ia menekankan peran penting masyarakat melalui kelompok kerja kolaboratif yang telah dibentuk oleh BBKSDA NTT dan WCS-IP. Pemerintah Kabupaten Rote Ndao juga berkomitmen untuk mengembangkan potensi wisata di Danau Lendeoen dan Danau Ledulu, serta memulihkan danau-danau lain sebagai habitat kura-kura rote.
Kegiatan monitoring rutin yang dilakukan meliputi beberapa aspek penting:
- Pengukuran kualitas air danau
- Pengukuran fisik kura-kura
- Eradikasi musuh alami
- Patroli rutin di sekitar danau
Kelompok masyarakat yang terlibat dalam kegiatan ini dikenal sebagai Kelompok Papadak, yang secara aktif membantu dalam menjaga kelestarian habitat kura-kura.
Dengan upaya berkelanjutan ini, diharapkan populasi kura-kura leher ular Rote dapat pulih dan berkembang biak dengan baik di habitat aslinya, serta memberikan kontribusi positif bagi keanekaragaman hayati Indonesia.