Geger di Jayapura: Aliran Sesat dengan Pemimpin Mengaku Tuhan dan Ritual Tanpa Busana Dibongkar Warga

Aliran Sesat Gegerkan Jayapura: Praktik Ibadah Erotis Dibongkar Warga

Jayapura digemparkan dengan munculnya sebuah aliran sesat di Distrik Nimboran, Kabupaten Jayapura, Papua. Aliran ini menjadi sorotan setelah video dan foto-foto praktik ibadah menyimpangnya beredar luas di media sosial, memicu keresahan dan kemarahan warga setempat.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, aliran ini dipimpin oleh seorang pria berinisial FM, yang dengan berani mendeklarasikan diri sebagai "Tuhan". Lebih jauh lagi, FM menjanjikan kesembuhan bagi orang sakit dan jaminan masuk surga bagi para pengikutnya. Namun, janji-janji manis ini dibarengi dengan ajaran-ajaran yang sangat menyimpang dari norma agama dan sosial yang berlaku di masyarakat.

Praktik ibadah yang dilakukan oleh kelompok ini dinilai sangat meresahkan. Salah satu bentuk penyimpangan yang paling mencolok adalah ritual ibadah tanpa busana, yang wajib diikuti oleh seluruh pengikutnya. Bahkan, beredar kabar yang menyebutkan adanya praktik hubungan badan di luar nikah yang dilakukan atas dasar ajaran sesat tersebut.

Warga Bertindak: Bubarkan Aliran Sesat dan Usir Pemimpin

Menanggapi keresahan yang semakin meningkat, sekelompok pemuda dari Kampung Pobaim mengambil inisiatif untuk membubarkan kelompok aliran sesat tersebut. Aksi ini dilakukan pada tanggal 5-6 Mei 2025 lalu, setelah para pemuda mendengar informasi mengenai praktik-praktik menyimpang yang dilakukan oleh kelompok FM.

Kepala Kepolisian Resor Jayapura, AKBP Umar Nasatekay, mengkonfirmasi kebenaran informasi mengenai keberadaan aliran sesat ini. Menurutnya, kelompok ini telah beraktivitas selama kurang lebih tiga bulan, dengan mendirikan sebuah pondok ibadah di belakang SMA Negeri 1 Nimboran.

"Dari hasil pengecekan yang dilakukan oleh anak-anak muda, terbukti bahwa ada praktik ajaran sesat di sana. Oleh karena itu, mereka diusir dari Kampung Pobaim," ujar AKBP Umar.

Lebih lanjut, AKBP Umar menjelaskan bahwa FM, sang pemimpin aliran sesat, bersama dengan beberapa pengikutnya, telah melarikan diri ke Sorong setelah aksi pembubaran oleh warga. Saat ini, tidak ada lagi aktivitas yang dilakukan oleh kelompok tersebut di wilayah Nimboran.

"Pendirinya, yakni FM dan beberapa pengikutnya langsung melarikan diri ke Sorong. Jadi sampai sekarang tidak ada aktivitas lagi di lokasi," pungkasnya.

Kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap berbagai ajaran yang menyimpang dan meresahkan. Peran aktif masyarakat dalam menjaga nilai-nilai agama dan sosial sangat penting untuk mencegah penyebaran aliran-aliran sesat yang dapat merusak moral dan tatanan kehidupan bermasyarakat.