Ancaman Jamur Mematikan Mengintai Eropa dan Asia: Studi Ungkap Peningkatan Risiko Akibat Perubahan Iklim

Ancaman Jamur Mematikan Mengintai Eropa dan Asia: Studi Ungkap Peningkatan Risiko Akibat Perubahan Iklim

Sebuah studi terbaru dari Universitas Manchester mengungkap peningkatan risiko infeksi jamur di Eropa dan Asia seiring dengan perubahan iklim. Studi ini menyoroti potensi penyebaran jamur Aspergillus yang dapat menyebabkan infeksi otak fatal, terutama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Penelitian ini menyoroti pentingnya mitigasi perubahan iklim untuk mencegah penyebaran patogen jamur. Para peneliti menemukan bahwa ketergantungan berkelanjutan pada bahan bakar fosil dapat memicu penyebaran tiga patogen jamur utama: Aspergillus flavus, Aspergillus fumigatus, dan Aspergillus niger. Perubahan kondisi lingkungan seperti kelembapan dan cuaca ekstrem memperluas habitat jamur dan mendorong adaptasi mereka.

Jenis Jamur dan Dampaknya

  • Aspergillus flavus: Penyebarannya diperkirakan meningkat dari Afrika dan Amerika Selatan ke Eropa dan Asia. Jamur ini menyerang sistem pernapasan dan tanaman, serta resistan terhadap banyak obat antijamur.
  • Aspergillus fumigatus: Salah satu patogen jamur paling umum, berpotensi meningkat secara signifikan. Patogen ini menyerang paru-paru dan menyebabkan infeksi yang mengancam jiwa, dengan tingkat kematian yang relatif tinggi.

Infeksi jamur invasif bukanlah fenomena baru, dengan lebih dari 200 spesies jamur yang diketahui menyebabkan penyakit pada manusia, mengakibatkan jutaan kematian setiap tahunnya.

Gejala Infeksi Aspergillus

Infeksi Aspergillus atau Aspergillosis dapat terjadi ketika spora jamur terhirup. Gejala umumnya meliputi:

  • Batuk
  • Sesak napas
  • Hidung tersumbat
  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Batuk berdarah

Potensi Pandemi dan Tantangan Pengobatan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyoroti kurangnya fokus pada infeksi jamur, yang mengakibatkan kesenjangan pengetahuan tentang pengobatan dan diagnostik. Jumlah obat antijamur yang tersedia sangat terbatas dibandingkan dengan antibiotik untuk infeksi bakteri. Secara genetik, jamur lebih dekat dengan manusia daripada bakteri, sehingga sulit untuk mengembangkan obat yang membunuh jamur tanpa membahayakan sel manusia.

Meski demikian, para ahli meyakini pandemi seperti COVID-19 kecil kemungkinannya terjadi karena Aspergillus jarang menginfeksi individu dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat. Namun, faktor-faktor seperti asma, kebiasaan merokok, influenza parah, dan COVID-19 dapat meningkatkan risiko infeksi jamur.

Langkah Pencegahan

Untuk melindungi diri dari infeksi Aspergillus, disarankan untuk:

  • Menghindari area dengan tingkat debu dan jamur yang tinggi, seperti lokasi konstruksi dan tumpukan kompos.
  • Mengenakan masker N95 di area berdebu dan menggunakan tindakan perlindungan saat berkebun.
  • Memastikan ventilasi yang baik di rumah dan menggunakan dehumidifier untuk menjaga kelembapan di bawah 50 persen.
  • Menyimpan makanan seperti biji-bijian, kacang-kacangan, dan rempah-rempah di tempat yang sejuk dan kering.
  • Individu dengan status kekebalan tubuh yang rendah sebaiknya mempertimbangkan pemeriksaan rutin jika risiko aspergillosis paru atau invasif sangat tinggi.

Studi ini menggarisbawahi perlunya penelitian lebih lanjut dan kesiapsiagaan untuk mengatasi ancaman infeksi jamur yang terus berkembang. Perubahan iklim memperburuk risiko ini, sehingga tindakan pencegahan dan respons yang tepat sangat penting untuk melindungi kesehatan masyarakat.