Ancaman Tersembunyi: Kebiasaan Masa Muda yang Mengintai Kesehatan Otak
Otak, pusat kendali sistem saraf, memegang peranan vital dalam mengatur seluruh fungsi tubuh, mulai dari proses berpikir, daya ingat, emosi, hingga kemampuan bergerak. Menjaga kesehatan organ vital ini menjadi krusial agar tubuh dapat berfungsi optimal sepanjang hayat.
Seorang dokter neurologi, Baibing Cheng, dari University of Michigan, mengungkapkan penyesalannya terhadap beberapa kebiasaan yang dilakukannya di masa muda. Kebiasaan-kebiasaan ini, yang mungkin dianggap sepele oleh banyak orang, ternyata berpotensi merusak kesehatan otak dalam jangka panjang. Ia pun menghimbau generasi muda untuk menghindari kesalahan serupa demi menjaga fungsi kognitif di masa depan.
Daftar Kebiasaan Buruk yang Mengancam Kesehatan Otak:
-
Konsumsi Soda Berlebihan: Kebiasaan mengonsumsi satu hingga dua kaleng soda setiap hari, ditambah camilan manis, menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas masa muda Cheng. Tanpa disadari, asupan gula berlebihan ini dapat memicu resistensi insulin, diabetes tipe 2, penyakit jantung, peradangan kronis, hingga gangguan kognitif. Bahkan, risiko demensia seperti Alzheimer pun dapat meningkat seiring waktu. Pengurangan konsumsi gula disarankan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada otak.
-
Mendengarkan Musik dengan Volume Tinggi: Kebiasaan memutar musik dengan volume maksimal melalui earphone dapat merusak sel-sel rambut di koklea, organ yang berperan penting dalam pendengaran. Kerusakan ini bersifat permanen dan dapat menyebabkan gangguan pendengaran, tinitus (telinga berdenging), hingga gangguan suasana hati seperti depresi dan kecemasan. Studi menunjukkan bahwa gangguan pendengaran berkorelasi dengan penurunan fungsi kognitif, karena otak harus bekerja lebih keras untuk memproses suara. Pembatasan volume suara menjadi 60 persen dan durasi mendengarkan tidak lebih dari 60 menit per hari. Penggunaan alat bantu dengar jika dibutuhkan juga dapat menurunkan risiko demensia.
-
Kurang Tidur (Begadang): Kebiasaan begadang untuk menonton televisi atau bermain game tanpa menyadari pentingnya tidur bagi perkembangan otak. Tidur berperan penting dalam konsolidasi memori, pemrosesan emosi, dan pembersihan limbah dari otak. Kurang tidur dapat menyebabkan kerusakan struktural otak yang bersifat permanen. Dampak perilaku dan kognitif masih dapat dipulihkan dengan memperbaiki pola tidur. Oleh karena itu, penting untuk memprioritaskan tidur yang cukup demi menjaga kesehatan otak secara keseluruhan.
Dengan mewaspadai kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat menjaga kesehatan otak dan memastikan fungsi kognitif yang optimal hingga usia senja.