Pesta Kelulusan Siswa SMK di Bali Tuai Kontroversi: Kepala Sekolah Sampaikan Permohonan Maaf

Pesta perpisahan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Tejakula, Buleleng, Bali, menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah video acara tersebut viral. Dalam video yang beredar, terlihat seorang disc jockey (DJ) wanita tampil di atas panggung dengan mengenakan busana yang dianggap tidak pantas untuk acara sekolah. Kehadiran DJ tersebut, beserta alunan musik yang menghentak, membuat sejumlah siswa berjoget ria.

Menanggapi kehebohan yang terjadi, Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Tejakula, Nyoman Sudimahayasa, menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut. Beliau mengakui bahwa pihak sekolah kecolongan dan tidak menyangka acara yang semula diizinkan sebagai kegiatan 'color party' tersebut akan menampilkan hiburan yang kurang sesuai dengan norma dan etika pendidikan. Sudimahayasa menjelaskan bahwa ide acara tersebut sepenuhnya berasal dari inisiatif siswa kelas akhir yang ingin merayakan kelulusan mereka. Pihak sekolah, setelah mempertimbangkan, memberikan izin dengan catatan kegiatan yang dilakukan tetap positif dan tidak melanggar aturan. Biaya penyelenggaraan acara pun sepenuhnya ditanggung oleh siswa, dengan persetujuan dari orang tua masing-masing.

Menurut penuturan Sudimahayasa, awalnya sekolah hanya mengetahui bahwa acara tersebut akan diisi dengan kegiatan bermain bubuk warna. Namun, tanpa sepengetahuan pihak sekolah, siswa mengundang seorang DJ untuk memeriahkan acara. Ia mengakui mengetahui adanya tenda yang dipasang di lapangan basket, yang diperuntukkan untuk DJ. Namun, pihak sekolah tidak mengetahui secara detail mengenai kostum yang akan dikenakan DJ tersebut. Sudimahayasa menambahkan bahwa pada saat acara berlangsung, ia tidak berada di lokasi dan hanya menugaskan seorang guru untuk melakukan pengawasan. Ia baru mengetahui perihal pakaian DJ tersebut setelah video acara tersebut viral di media sosial.

Kasus ini juga menarik perhatian Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali, Crisna Adijaya. Pihaknya telah memanggil pihak sekolah, perwakilan siswa, serta DJ yang bersangkutan untuk dimintai keterangan. Crisna Adijaya menjelaskan bahwa acara tersebut merupakan bentuk ekspresi dari komunitas siswa SMKN 1 Tejakula. Ia mengakui bahwa tampilan DJ dengan seragam yang mirip seragam sekolah memberikan kesan kurang baik. Namun, setelah dilakukan klarifikasi, pihak guru, siswa, dan DJ menjelaskan bahwa seragam tersebut memang sengaja dipilih agar terlihat mirip dengan seragam sekolah.

Insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi pihak sekolah untuk lebih berhati-hati dan selektif dalam memberikan izin kegiatan yang diselenggarakan oleh siswa. Selain itu, kejadian ini juga menjadi pengingat bagi siswa untuk tetap menjunjung tinggi norma dan etika, meskipun dalam suasana perayaan kelulusan.