Inisiatif Perdamaian Putin Dikecam Macron: Upaya Mengulur Waktu?

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, secara terbuka mengkritik inisiatif Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang berencana melakukan pembicaraan damai langsung dengan Ukraina. Macron menilai tawaran tersebut sebagai langkah awal yang tidak memadai dan mencurigai adanya motif tersembunyi di balik usulan tersebut.

Dalam pernyataannya kepada wartawan, Macron menyampaikan kekhawatiran bahwa Putin mungkin sedang mencoba mengulur waktu dan menghindari negosiasi yang tulus. Ia menekankan bahwa gencatan senjata seharusnya tidak didahului oleh negosiasi yang berlarut-larut.

"Gencatan senjata tanpa syarat seharusnya tidak didahului oleh negosiasi," tegas Macron. Ia menambahkan bahwa Putin "mencari jalan keluar, tetapi ia masih ingin mengulur waktu."

Sebelumnya, Putin mengumumkan niatnya untuk mengadakan pembicaraan damai langsung dengan Ukraina pada tanggal 15 Mei 2025 di Istanbul. Ia juga menyatakan akan membahas fasilitas untuk perundingan ini dengan Presiden Turki, Tayyip Erdogan.

Putin berdalih bahwa usulan perdamaian Rusia telah diajukan dan keputusan kini berada di tangan pemerintah Ukraina dan para pendukungnya. Ia menuduh mereka lebih mementingkan ambisi politik pribadi daripada kepentingan rakyat Ukraina.

Reaksi dari pihak Ukraina masih belum jelas. Kantor Presiden Volodymyr Zelensky dan Kementerian Luar Negeri Ukraina belum memberikan tanggapan resmi terhadap usulan Putin. Sikap diam ini menimbulkan spekulasi mengenai kesediaan Ukraina untuk terlibat dalam pembicaraan damai dengan Rusia di bawah kondisi yang diajukan oleh Putin.

Perkembangan ini semakin memperumit upaya perdamaian yang sedang berlangsung di Ukraina. Sementara beberapa pihak melihat tawaran Putin sebagai peluang potensial untuk mengakhiri konflik, yang lain tetap skeptis dan berhati-hati, mencurigai adanya agenda tersembunyi yang dapat merugikan kepentingan Ukraina.