Survei: Hampir 40 Persen Warga Jepang Mengalami Kesepian Kronis
Jepang menghadapi tantangan sosial yang signifikan, dimana survei terbaru mengungkapkan bahwa hampir 40 persen penduduknya mengalami kesepian. Hasil survei pemerintah Jepang menunjukkan bahwa meskipun telah ada upaya legislatif untuk mengatasi masalah isolasi sosial, dampaknya belum terasa signifikan.
Survei yang dilakukan pada tahun 2024 menunjukkan bahwa 39,3 persen responden melaporkan perasaan kesepian, mulai dari 'sering atau selalu' hingga 'sesekali'. Angka ini hampir tidak berubah dibandingkan dengan survei serupa yang dilakukan pada tahun 2023, menunjukkan bahwa masalah ini bersifat persisten dan kompleks. Data ini dikumpulkan dari 20.000 responden berusia 16 tahun ke atas yang dipilih secara acak di seluruh Jepang. Survei dilakukan pada Desember 2024 dengan tingkat respons valid sebesar 54,4 persen. Studi ini merupakan survei keempat yang dilakukan sejak tahun 2021.
Menariknya, survei tersebut juga meneliti hubungan antara penggunaan smartphone dan perasaan kesepian. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang menghabiskan lebih banyak waktu dengan smartphone cenderung lebih sering merasa kesepian. Di antara mereka yang menggunakan smartphone lebih dari delapan jam sehari, 13,3 persen melaporkan 'sering atau selalu' merasa kesepian. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang menggunakan smartphone lebih sedikit, dimana hanya 9,5 persen dari pengguna 7-8 jam sehari yang merasa kesepian.
Beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap perasaan kesepian diidentifikasi dalam survei. Kehilangan anggota keluarga menjadi pemicu utama, dilaporkan oleh 24,6 persen responden. Selain itu, faktor-faktor lain seperti tinggal sendiri, pindah atau kehilangan pekerjaan, dan masalah kesehatan fisik atau mental yang serius juga berperan dalam meningkatkan perasaan kesepian.
Sebagai respons terhadap meningkatnya masalah kesepian dan isolasi sosial, pemerintah Jepang telah mengeluarkan undang-undang untuk mengatasi masalah ini. Undang-undang tersebut mengamanatkan pemerintah daerah untuk membentuk kelompok regional yang terdiri dari organisasi sektor publik dan swasta. Kelompok-kelompok ini bertugas mempromosikan langkah-langkah untuk memberikan dukungan dan bantuan kepada individu yang membutuhkan. Namun, hasil survei terbaru menunjukkan bahwa upaya ini mungkin belum cukup untuk mengatasi akar permasalahan kesepian di Jepang.
Berikut adalah faktor-faktor pemicu kesepian:
- Kehilangan anggota keluarga
- Tinggal sendiri
- Pindah atau kehilangan pekerjaan
- Masalah kesehatan fisik atau mental yang serius