KM ITB Serukan Pembebasan Mahasiswi Terkait Unggahan Meme Presiden

Gelombang dukungan terus mengalir bagi SSS, seorang mahasiswi Institut Teknologi Bandung (ITB) yang kini ditahan oleh Bareskrim Polri. Penahanan ini dipicu oleh unggahan meme di media sosial yang menampilkan Presiden Prabowo Subianto dan mantan Presiden Joko Widodo. Keluarga Mahasiswa (KM) ITB secara tegas menyatakan sikap dan mendesak pembebasan anggotanya.

Ketua Kabinet KM ITB, Farell Faiz Firmansyah, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan pendampingan terhadap SSS sejak Maret 2025, saat isu ini mencuat. "KM ITB telah mengambil langkah-langkah pendampingan sejak awal, sebagai bentuk tanggung jawab terhadap anggota yang sedang menghadapi masalah hukum," ujarnya.

KM ITB, lanjut Farell, terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk keluarga dan tim kuasa hukum SSS. Mereka menghormati keputusan keluarga dan berupaya memberikan pendampingan strategis. Solidaritas penuh ditunjukkan KM ITB untuk pembebasan SSS. Mereka meyakini bahwa kebebasan berpendapat dan berekspresi merupakan hak yang fundamental, terutama bagi kalangan terpelajar.

"Kami memandang penahanan ini sebagai bentuk penyempitan ruang demokrasi dan kebebasan berpendapat. Unggahan yang dilakukan SSS seharusnya dilihat sebagai kritik konstruktif terhadap potensi penyalahgunaan kecerdasan buatan (AI)," tegas Farell. KM ITB menyayangkan tindakan pembungkaman terhadap suara kritis. Mereka berpendapat, tindakan terhadap SSS adalah ancaman bagi kebebasan seluruh rakyat Indonesia.

KM ITB menyampaikan tiga tuntutan utama:

  • Menyatakan keprihatinan dan penolakan terhadap penahanan SSS.
  • Menuntut pembebasan SSS, dengan alasan kebebasan berekspresi kaum terpelajar seharusnya dilindungi, bukan dikriminalisasi.
  • Mengajak seluruh elemen KM ITB, akademisi, dan masyarakat sipil untuk bersatu dalam semangat penegakan hukum yang adil dan berkeadilan, serta mengawal proses pembebasan SSS.

Pihak ITB melalui Direktur Komunikasi dan Humas, Nurlaela Arief, menyatakan bahwa kampus telah berkoordinasi intensif dengan berbagai pihak terkait kasus ini. Orang tua SSS juga telah dipanggil ke ITB dan menyampaikan permohonan maaf. ITB memastikan akan terus memberikan pendampingan hukum kepada SSS, serta berkoordinasi dengan Ikatan Orang Tua Mahasiswa (IOM).