Wabah DBD Resahkan Warga Kerobokan: Relawan Turun Tangan Lakukan Fogging Mandiri

Kabupaten Buleleng, Bali, tengah menghadapi ancaman serius kesehatan masyarakat dengan merebaknya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Kerobokan, Kecamatan Sawan. Puluhan warga dilaporkan terjangkit penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti tersebut, memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat setempat.

Lonjakan kasus DBD ini mulai terasa sejak Maret 2024, dengan semakin banyak warga yang mencari pertolongan medis akibat gejala yang mengkhawatirkan. Kepala Desa Kerobokan, Putu Wisnu Wardana, mengungkapkan bahwa situasi ini memerlukan respons cepat dan terkoordinasi. "Dalam dua bulan terakhir, kami mencatat puluhan kasus DBD. Bahkan, ada warga yang baru saja keluar dari rumah sakit karena penyakit ini," ujarnya.

Menyadari penyebaran yang kian meluas, Pemerintah Desa Kerobokan mengambil inisiatif untuk mengatasi masalah ini. Mengingat proses pengajuan fogging melalui pemerintah daerah dinilai memakan waktu, desa menggandeng kelompok relawan untuk melakukan fogging secara mandiri. Langkah ini diambil sebagai upaya percepatan penanganan, mengingat setiap detik sangat berharga dalam menekan laju penyebaran DBD.

Ketut Putra Sedana, yang memimpin kelompok relawan, menyatakan komitmennya untuk membantu masyarakat dan pemerintah dalam mengatasi wabah ini. "Ini adalah bentuk partisipasi kami untuk meringankan beban masyarakat dan mendukung upaya pemerintah. Kami berharap, melalui fogging ini, masyarakat dapat terlindungi dan tetap sehat," katanya.

Namun, Putra Sedana juga menyoroti tantangan yang dihadapi relawan dalam melakukan fogging, terutama terkait dengan ketersediaan bahan bakar seperti solar. Ia berharap pemerintah dapat memberikan dukungan, terutama dalam mempermudah akses terhadap logistik lapangan. "Kami berharap, untuk mendapatkan solar, jangan dipersulit. Pelayanan masyarakat membutuhkan kerja sama yang baik, demi kesehatan kita bersama," tegasnya.

Meningkatnya curah hujan dan kelembaban udara di wilayah Buleleng menjadi faktor pemicu penyebaran DBD. Kondisi ini menciptakan lingkungan yang ideal bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Oleh karena itu, kerja sama antara pemerintah, relawan, dan masyarakat sangat penting untuk mengendalikan wabah DBD ini. Upaya pencegahan seperti menjaga kebersihan lingkungan, menguras tempat penampungan air secara rutin, dan menggunakan lotion anti nyamuk juga perlu ditingkatkan.

Selain fogging, edukasi mengenai pencegahan DBD juga menjadi fokus utama. Masyarakat perlu diberikan pemahaman yang lebih baik mengenai cara-cara menghindari gigitan nyamuk dan mengenali gejala awal DBD. Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala yang mencurigakan.