Aksi Protes di Hotel Depok: Puluhan Karyawan Tuntut Gaji Tertunggak dan THR
Puluhan karyawan sebuah hotel ternama di kawasan Margonda, Depok, menggelar aksi mogok kerja sebagai bentuk protes atas keterlambatan pembayaran gaji dan Tunjangan Hari Raya (THR). Aksi yang dimulai sejak awal pekan lalu ini, mencapai puncaknya dengan demonstrasi yang melibatkan sekitar 80 karyawan tetap dari berbagai departemen di hotel tersebut.
Menurut perwakilan karyawan, aksi ini dipicu oleh belum dibayarkannya gaji untuk bulan Maret dan April, serta THR yang seharusnya diterima menjelang perayaan Idul Fitri. Para karyawan mengungkapkan bahwa keterlambatan ini sangat memberatkan kondisi ekonomi mereka, terutama menjelang hari raya.
"Kami sangat memahami kondisi perusahaan yang mungkin sedang mengalami kesulitan keuangan," ujar seorang perwakilan karyawan. "Namun, kami juga berharap pihak manajemen menunjukkan itikad baik dengan memberikan kepastian mengenai skema pembayaran yang realistis. Kami tidak menuntut pembayaran penuh sekaligus, tetapi setidaknya ada komitmen untuk mencicil pembayaran secara bertahap."
Selain masalah gaji dan THR, aksi mogok ini juga dipicu oleh kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang diduga dilakukan secara sepihak terhadap seorang karyawan senior yang telah mengabdi di hotel tersebut sejak lama. Para karyawan menuntut agar karyawan tersebut dipekerjakan kembali.
Mediasi antara perwakilan karyawan dan pihak manajemen telah dilakukan, namun belum mencapai titik temu. Para karyawan menegaskan akan terus melakukan aksi mogok kerja hingga tuntutan mereka dipenuhi.
Berikut adalah poin-poin tuntutan utama para karyawan:
- Pembayaran segera gaji bulan Maret dan April yang tertunggak.
- Kejelasan mengenai waktu pembayaran THR 2025.
- Pemberlakuan kembali karyawan yang di-PHK secara sepihak.
Aksi mogok kerja ini telah berlangsung selama beberapa hari dan belum ada tanda-tanda penyelesaian dari pihak manajemen hotel. Situasi ini tentu menimbulkan kekhawatiran baik bagi karyawan maupun pihak hotel, mengingat dampak negatif yang mungkin timbul terhadap operasional hotel dan citra perusahaan.
Pihak berwenang setempat diharapkan dapat segera turun tangan untuk memfasilitasi mediasi antara kedua belah pihak dan mencari solusi yang adil dan menguntungkan bagi semua pihak terkait.