Praktik Pungli Hambat Proses Rekrutmen Karyawan di Lingkungan Industri

Pungli Bayangi Proses Rekrutmen di Kawasan Industri

Praktik pungutan liar (pungli) menjadi momok yang menghantui proses rekrutmen karyawan, khususnya di kawasan industri. Fenomena ini menjadi tantangan tersendiri bagi para profesional Sumber Daya Manusia (SDM) yang bertugas mencari dan menyeleksi talenta terbaik untuk perusahaan.

Damar Radityo, seorang praktisi HRD di sebuah perusahaan manufaktur, mengungkapkan bahwa isu pungli dalam rekrutmen di kawasan pabrik sudah menjadi rahasia umum. Praktik ini biasanya dilakukan oleh oknum-oknum tertentu, baik dari dalam maupun luar perusahaan, yang memanfaatkan situasi untuk meraup keuntungan pribadi.

"Isu pungutan liar adalah tantangan nyata yang sering kami hadapi. Hal ini dapat mencoreng nama perusahaan dan merugikan para pencari kerja," ujar Damar.

Strategi Menghadapi Pungli dalam Rekrutmen

Untuk mengatasi masalah pungli, Damar menekankan pentingnya kerjasama dengan pihak berwenang. Selain itu, perusahaan juga perlu menerapkan sistem seleksi yang transparan dan terpusat.

"Kami menerapkan proses seleksi satu pintu, di mana semua lamaran dan proses seleksi dilakukan melalui HRD dan user perusahaan secara langsung," jelas Damar.

Dengan sistem seleksi satu pintu, HRD dapat memastikan bahwa semua calon karyawan mendapatkan informasi yang jelas mengenai proses rekrutmen dan tidak ada biaya apapun yang dikenakan. Selain itu, sistem ini juga dapat meminimalisir kontak antara calon karyawan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Kami selalu menekankan kepada calon karyawan bahwa proses rekrutmen di perusahaan kami tidak dipungut biaya apapun. Jika ada pihak-pihak yang meminta uang atau imbalan, itu pasti penipuan," tegas Damar.

Meski demikian, Damar mengakui bahwa masih ada faktor-faktor di luar kendali perusahaan yang membuat praktik pungli sulit diberantas sepenuhnya. Oleh karena itu, perusahaan harus terus berupaya meningkatkan integritas dan transparansi dalam setiap aspek operasional, termasuk proses rekrutmen.

Menjaga Reputasi Perusahaan di Tengah Maraknya Pungli

Sebagai seorang HRD, Damar memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga reputasi perusahaan, terutama dalam isu pungli pada proses rekrutmen. Ia menyadari bahwa praktik pungli dapat merusak citra perusahaan dan menurunkan kepercayaan masyarakat.

"Idealnya, perusahaan harus berusaha menjaga reputasinya dalam praktik manajemen perusahaan, tidak terkecuali pungutan liar, benturan kepentingan dalam proses rekrutmen," pungkas Damar.

Dengan menjaga reputasi perusahaan, HRD dapat menarik talenta-talenta terbaik dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif.