Kisah Inspiratif Pasutri Lansia: Bertahan Jualan Muffin Premium di Tengah Himpitan Biaya
Di tengah gempuran kenaikan harga bahan baku dan biaya operasional, pasangan lanjut usia di Singapura ini tetap teguh menjalankan bisnis muffin premium mereka. Christopher Lau dan Christina Tan, pemilik Bakes n Bites di Old Airport Road Food Centre, menjadi contoh nyata semangat pantang menyerah dalam dunia kuliner.
Bakes n Bites, sebuah bakery sederhana dengan dua kios kecil, menawarkan berbagai jenis muffin berkualitas tinggi dengan harga yang relatif terjangkau. Uniknya, muffin-muffin tersebut tidak dipajang di etalase kaca mewah, melainkan di dalam kulkas biasa. Pasangan lansia ini mengoperasikan semuanya sendiri, mulai dari pembuatan hingga penjualan, meskipun Christopher Lau baru saja pulih dari operasi pankreas.
Sebelum terjun ke dunia kuliner, Christopher Lau memiliki karir yang mapan sebagai insinyur manufaktur di perusahaan Seagate selama belasan tahun. Sementara itu, Christina Tan bekerja di bidang administratif sebuah perusahaan konstruksi. Namun, perubahan terjadi ketika Christopher Lau mencapai usia 55 tahun. Setelah serangkaian wawancara kerja yang tidak membuahkan hasil, ia memutuskan untuk banting setir dan memulai bisnis bakery.
Peralihan karir ini tentu membawa dampak signifikan terhadap kondisi keuangan mereka. Christopher Lau mengungkapkan bahwa dulunya ia bisa memperoleh gaji antara S$5.000 hingga S$6.000. Namun, kini mereka tidak mendapatkan gaji tetap dari bisnis bakery mereka karena tingginya biaya operasional. Kenaikan harga sewa kios setelah pandemi, komisi dari platform ojek online, dan harga bahan baku premium menjadi tantangan tersendiri.
Pasangan ini tetap berkomitmen untuk menjaga kualitas muffin mereka dengan menggunakan bahan-bahan segar, termasuk buah-buahan, dan menawarkan pilihan muffin dengan gula vegan. Mereka menjual berbagai varian rasa, seperti muffin jeruk segar, muffin walnut banana, dan triple chocolate muffin, dengan harga mulai dari SGD 3 per buah.
Christopher dan Christina tidak selalu mendapatkan keuntungan yang besar. Terkadang, bisnis berjalan lancar, tetapi di lain waktu bisa sangat buruk. Mereka hanya memperoleh pendapatan lebih ketika menerima pesanan dalam jumlah besar. Oleh karena itu, mereka mencoba untuk membuka pesanan online sebagai upaya meningkatkan penjualan.
Walaupun Christopher mengaku lebih menyukai pekerjaan sebelumnya, pasangan ini tetap bersemangat dalam menjalankan bisnis muffin mereka. Perjalanan mereka tidak selalu mulus. Awalnya, mereka mendapat pasokan kue dari putri seorang teman, namun kemudian beralih membuat kue sendiri. Setelah beberapa kali mencoba dan gagal, Christina meminta Christopher untuk mengikuti kursus profesional selama 14 hari. Dari sinilah Christopher menemukan ide untuk menjual muffin dingin yang tetap lembab dan enak meskipun disajikan dalam keadaan dingin.
Terlepas dari segala tantangan yang dihadapi, Christopher dan Christina membuktikan bahwa semangat dan komitmen terhadap kualitas dapat membawa mereka bertahan di tengah persaingan bisnis kuliner yang ketat.