DPRD Medan Didera Isu Pemerasan: Pengusaha Biliar Mengadu ke Polisi, Badan Kehormatan Menunggu Hasil Investigasi

Anggota DPRD Medan Diduga Terlibat Pemerasan Pengusaha Biliar

Kasus dugaan pemerasan yang melibatkan seorang anggota DPRD Medan, Salomon Pardede, tengah menjadi sorotan. Seorang pengusaha biliar bernama Andryan (24), pemilik Xana Billiar & Cafe di Jalan Sekip, Medan, telah melaporkan politisi tersebut ke Polda Sumatera Utara atas dugaan pemerasan yang merugikannya.

Badan Kehormatan Dewan (BKD) DPRD Medan, melalui ketuanya Lailatul Badri, menyatakan bahwa mereka masih menunggu hasil penyelidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Lailatul Badri menyampaikan bahwa pihaknya belum bisa mengambil tindakan lebih lanjut sebelum ada kejelasan dari proses hukum yang sedang berjalan.

"Perkara itu sudah ditangani aparat penegak hukum, jadi kami menunggu hasil dari aparat penegak hukum, apakah benar atau tidaknya," ujar Lailatul Badri.

Kronologi Dugaan Pemerasan

Menurut laporan Andryan, permasalahan ini bermula ketika Salomon Pardede mengirimkan surat pemberitahuan mengenai kunjungan kerja ke tempat usahanya. Sebelum kunjungan tersebut, keduanya bertemu dan membahas omzet usaha biliar milik Andryan. Andryan mengungkapkan bahwa omzetnya mencapai Rp 4 juta per hari, atau sekitar Rp 120 juta per bulan.

Dalam pertemuan tersebut, Salomon Pardede menyinggung soal pembayaran pajak. Andryan mengaku membayar pajak sebesar Rp 1,5 juta per bulan, namun Salomon Pardede berpendapat bahwa jumlah tersebut seharusnya lebih besar, yaitu Rp 12 juta. Andryan mengklaim bahwa Salomon Pardede mengancam akan menutup usahanya jika tidak memenuhi permintaannya.

"Kalau enggak dia ancam mau tutup atau segel usaha saya," kata Andryan.

Andryan mengaku terpaksa menyetujui permintaan setoran sebesar Rp 4 juta per bulan dan telah membayarkannya sebanyak tiga kali melalui staf Salomon Pardede. Namun, ketika Salomon Pardede meminta kenaikan setoran menjadi Rp 5 juta, Andryan menolak dan melaporkan kejadian ini kepada ayahnya.

Laporan ke Polda Sumut dan Respon Kepolisian

Merasa dirugikan dan terancam, Andryan akhirnya melaporkan Salomon Pardede ke Polda Sumatera Utara pada 22 April 2025. Laporan tersebut teregistrasi dengan nomor: STTLP/B/582/IV/2025/SPKT/Polda Sumut.

Kasubbid Penmas Polda Sumut, Kompol Siti Rohani Tampubolon, membenarkan adanya laporan tersebut dan menyatakan bahwa kasus ini sedang dalam proses penyelidikan.

"Laporannya masih diselidiki," ujarnya.

Saat ini, pihak media masih berupaya untuk menghubungi Salomon Pardede guna mendapatkan tanggapan terkait laporan dugaan pemerasan ini. Perkembangan kasus ini akan terus dipantau dan diinformasikan kepada publik.

Berikut adalah poin-poin penting dalam berita ini:

  • Seorang anggota DPRD Medan dilaporkan ke polisi atas dugaan pemerasan terhadap pengusaha biliar.
  • Pengusaha biliar mengaku dimintai uang setoran bulanan dengan ancaman penutupan usaha.
  • Badan Kehormatan DPRD Medan menunggu hasil penyelidikan polisi sebelum mengambil tindakan.
  • Polda Sumut membenarkan adanya laporan dan sedang melakukan penyelidikan.