Jawa Barat Perluas Program Pembinaan Kedisiplinan: Targetkan Individu Dewasa yang Meresahkan Masyarakat
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) mengumumkan rencana perluasan program pembinaan yang sebelumnya difokuskan pada siswa dengan masalah perilaku, kini menyasar individu dewasa yang kerap menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih tertib dan kondusif di seluruh wilayah Jawa Barat.
Gubernur Jawa Barat, dalam keterangan resminya, menyatakan bahwa program pembinaan ini dijadwalkan mulai berjalan pada Juni 2025, setelah program serupa yang menyasar pelajar dinyatakan rampung. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap keluhan masyarakat mengenai oknum-oknum yang dianggap mengganggu ketertiban umum, seperti pelaku mabuk-mabukan, premanisme di pasar, pemalak di jalanan, serta individu yang berpotensi menghambat investasi di daerah.
"Tindakan kriminal akan diproses sesuai hukum yang berlaku. Namun, bagi mereka yang tidak memenuhi unsur pidana tetapi meresahkan, akan dibina melalui program kedisiplinan di barak militer," jelas Gubernur.
Program pembinaan ini dirancang untuk menanamkan nilai-nilai bela negara dan meningkatkan kedisiplinan. Pemerintah Provinsi Jawa Barat, melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), saat ini tengah mempersiapkan fasilitas pendukung dan melakukan pendataan calon peserta dari kalangan dewasa.
"Persiapan meliputi pendataan calon peserta untuk memastikan jumlah yang akan mengikuti program," ungkap Sekretaris Kesbangpol Jabar.
Sebelumnya, model pembinaan serupa telah diterapkan kepada 274 pelajar melalui program Pendidikan Karakter Panca Waluya di Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi, Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Para pelajar tersebut mengikuti pelatihan selama dua sesi, masing-masing 14 hari, tanpa mengganggu kegiatan belajar formal mereka. Sistem pendidikan di barak mengkombinasikan pembelajaran melalui ceramah, motivasi, diskusi, dan bedah kasus (40%) dengan aktivitas fisik atau praktik langsung (60%). Para peserta juga tinggal di asrama selama masa pembinaan.
Dengan diperluasnya program ini, diharapkan tercipta perubahan positif dalam perilaku individu dewasa yang meresahkan, sehingga tercipta lingkungan masyarakat yang lebih aman, nyaman, dan kondusif bagi seluruh warga Jawa Barat.