Putin Tawarkan Pembicaraan Damai Langsung dengan Ukraina di Istanbul, Macron Tanggapi

Presiden Rusia, Vladimir Putin, secara terbuka mengusulkan pembicaraan damai langsung dengan Ukraina, yang direncanakan berlangsung pada 15 Mei 2025 di Istanbul, Turki. Inisiatif ini, menurut Putin, bertujuan untuk mengatasi akar penyebab konflik yang telah berlangsung dan membuka jalan bagi perdamaian jangka panjang. Usulan ini muncul di tengah perang yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, sebuah konflik yang telah menyebabkan ratusan ribu korban jiwa dan meningkatkan ketegangan antara Rusia dan Barat ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak Krisis Rudal Kuba.

Putin menegaskan bahwa Rusia menginginkan negosiasi tanpa prasyarat apapun. Ia menyatakan kesediaannya untuk berbicara dengan Presiden Turki, Tayyip Erdogan, untuk memfasilitasi perundingan antara kedua negara. Putin juga menyinggung beberapa upaya gencatan senjata sebelumnya yang diusulkan oleh Rusia, termasuk moratorium serangan terhadap fasilitas energi dan gencatan senjata selama periode Paskah serta perayaan 80 tahun kemenangan dalam Perang Dunia Kedua. Namun, ia menuduh Ukraina berulang kali melanggar kesepakatan gencatan senjata tersebut.

Usulan Putin ini mendapat tanggapan dari Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang menilai bahwa langkah tersebut tidak memadai. Macron menekankan bahwa gencatan senjata seharusnya didahului dengan negosiasi yang serius. Ia juga menuduh Putin berusaha untuk mengulur waktu. Pernyataan Macron ini disampaikan saat ia berada di Przemysl, Polandia, dalam perjalanan pulang dari kunjungannya ke Ukraina.

Berikut adalah poin-poin penting yang perlu diperhatikan dari perkembangan ini:

  • Usulan Lokasi: Istanbul, Turki, dipilih sebagai lokasi potensial untuk perundingan damai.
  • Tanggal Potensial: 15 Mei 2025 diajukan sebagai tanggal dimulainya perundingan.
  • Tanpa Prasyarat: Putin menekankan bahwa Rusia menginginkan negosiasi tanpa prasyarat apapun.
  • Fasilitasi Turki: Putin berencana melibatkan Presiden Erdogan untuk membantu memfasilitasi perundingan.
  • Tanggapan Macron: Presiden Prancis menilai usulan Putin tidak cukup dan mencurigai adanya upaya untuk mengulur waktu.

Perkembangan ini menunjukkan dinamika kompleks dalam upaya mencari solusi damai untuk konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina. Sementara Rusia menawarkan perundingan langsung, keraguan dan ketidakpercayaan dari pihak lain tetap menjadi tantangan utama dalam mencapai kesepakatan yang berkelanjutan.