Patrick Vieira Terbelah Antara Pesona PSG dan Pengalaman Inter di Final Liga Champions

Pertarungan puncak Liga Champions yang mempertemukan Paris Saint-Germain (PSG) dan Inter Milan menjadi dilema tersendiri bagi Patrick Vieira. Legenda sepak bola Prancis ini mengaku sulit untuk memilih antara dua tim yang memiliki tempat khusus di hatinya.

Final yang akan digelar di Allianz Arena, Munich, menjanjikan pertarungan sengit antara dua kekuatan sepak bola Eropa. PSG, dengan gaya menyerang atraktifnya, melaju ke final setelah menyingkirkan Arsenal di babak semifinal. Sementara Inter Milan, dengan mentalitas juara dan pengalaman bertanding di level tertinggi, berhasil mengandaskan Barcelona melalui pertarungan dramatis.

Vieira, yang kini menjabat sebagai pelatih Genoa, mengungkapkan kebingungannya dalam memilih tim yang akan didukungnya. Ia memiliki kedekatan emosional dengan kedua klub, membuatnya sulit untuk memberikan dukungan secara eksklusif kepada salah satunya.

"Saya tumbuh besar di Dreux dan menjadi penggemar berat PSG sejak kecil. Namun, saya juga merasakan ikatan yang kuat dengan Inter, tim hebat dengan sosok-sosok luar biasa seperti Moratti. Saya akan senang dengan hasil apa pun nanti," ujar Vieira kepada La Repubblica.

Vieira pernah berseragam Inter Milan pada periode 2006-2010, sebuah pengalaman yang meninggalkan kesan mendalam baginya. Ia mengakui bahwa kedua tim memiliki kelebihan masing-masing, yang akan membuat laga final menjadi tontonan menarik.

Vieira menjelaskan bahwa meskipun PSG mungkin tidak menampilkan performa terbaiknya secara konsisten, gaya bermain mereka sangat menghibur untuk disaksikan. Di sisi lain, Inter Milan memiliki keunggulan dalam hal pengalaman dan kemampuan untuk mengatasi tekanan.

"PSG mungkin tidak memainkan sepak bola terbaik di dunia saat ini, tetapi permainan mereka sangat menyenangkan untuk ditonton," katanya.

"Inter memiliki pengalaman yang tidak bisa diukur dengan apapun. Mereka mampu bermain buruk tetapi tetap meraih kemenangan karena mereka tahu bagaimana caranya bertahan dalam situasi sulit. Saya tidak akan menjagokan siapa pun di laga nanti," pungkasnya.

Final Liga Champions kali ini bukan hanya sekadar pertandingan sepak bola, tetapi juga pertarungan antara filosofi dan pengalaman. PSG dengan gaya menyerang flamboyannya akan berhadapan dengan Inter Milan yang mengandalkan soliditas dan mentalitas juara. Siapakah yang akan keluar sebagai pemenang? Kita tunggu saja.