Bus Persik Kediri Diserang Usai Laga di Kanjuruhan, Staf Tim Jadi Korban

Malang, Jawa Timur - Sebuah insiden kurang menyenangkan mewarnai dunia sepak bola tanah air pasca-pertandingan antara Arema FC dan Persik Kediri di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Minggu (11/5/2025). Bus yang membawa para pemain dan ofisial Persik Kediri menjadi sasaran pelemparan batu oleh sejumlah oknum yang diduga merupakan suporter Arema FC, atau yang dikenal sebagai Aremania.

Peristiwa tersebut terjadi sesaat setelah bus meninggalkan area stadion. Akibatnya, kaca bus mengalami kerusakan yang cukup signifikan.

Manajer Persik Kediri, Moch Sahid, mengungkapkan kekecewaannya atas kejadian ini. Ia menyayangkan tindakan anarkis tersebut, terutama karena terjadi di tengah upaya perbaikan dan peningkatan citra sepak bola Indonesia. Sahid menekankan bahwa insiden ini mencederai semangat sportivitas dan fair play yang seharusnya dijunjung tinggi dalam setiap pertandingan.

"Kami sangat menyesalkan kejadian ini, apalagi saat ini sepak bola Indonesia sedang berusaha untuk berbenah," ujar Sahid.

Lebih lanjut, Sahid menjelaskan bahwa akibat pelemparan tersebut, dua orang staf tim Persik Kediri mengalami luka ringan akibat terkena serpihan kaca. Kedua korban tersebut adalah pelatih dan asisten pelatih tim.

"Ada dua anggota tim yang terluka akibat terkena pecahan kaca. Luka ringan di bagian kepala," jelasnya.

Sahid berharap pihak kepolisian dapat segera mengusut tuntas kasus ini dan menindak tegas para pelaku. Ia juga mengingatkan bahwa tindakan oknum tersebut dapat merusak citra positif yang selama ini dibangun oleh Aremania.

"Tindakan oknum-oknum ini sangat disayangkan karena dapat merusak citra positif yang telah dibangun oleh Aremania," tegasnya.

Subhan, salah seorang anggota rombongan Persik Kediri, menuturkan bahwa peristiwa pelemparan terjadi secara tiba-tiba dan sangat cepat. Tidak ada indikasi atau tanda-tanda kericuhan sebelumnya.

"Tiba-tiba saja, setelah bus berjalan beberapa meter dari stadion, ada lemparan dari arah kiri jalan," ungkap Subhan.

Ia tidak dapat memastikan jumlah pelaku pelemparan, namun ia melihat beberapa batu yang dilemparkan mengenai dan memecahkan kaca bus.

"Semua orang di dalam bus tentu saja terkejut dan panik," imbuhnya.

Insiden ini menjadi catatan buruk dalam penyelenggaraan pertandingan sepak bola di Indonesia dan diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih menjaga keamanan dan ketertiban.