Maloklusi pada Anak: Pengaruh Fase Oral dan Upaya Pencegahan Dini
Maloklusi, atau kondisi gigi yang tidak sejajar, dapat memengaruhi kepercayaan diri anak di kemudian hari. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada estetika, tetapi juga kesehatan fisik dan mental anak. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), maloklusi adalah kelainan atau gangguan fungsional pada susunan gigi. Oleh karena itu, pemahaman mengenai maloklusi dan upaya pencegahannya sejak dini menjadi sangat penting.
Salah satu fase penting dalam perkembangan anak yang berkaitan erat dengan kesehatan gigi dan mulut adalah fase oral. Pada fase ini, bayi cenderung memasukkan benda-benda ke dalam mulut. Kebiasaan ini, jika tidak diperhatikan dengan baik, dapat memicu terjadinya maloklusi.
Pencegahan Maloklusi Sejak Dini
Dokter gigi spesialis anak, drg. Aliyah, Sp.KGA, menekankan pentingnya pencegahan maloklusi sejak fase oral. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan:
- Pemilihan Dot yang Tepat: Bagi bayi yang tidak mendapatkan ASI secara langsung, pemilihan dot yang tepat sangat krusial. Dot orthodontic, dengan bentuk pipih yang sesuai dengan struktur mulut anak, dapat membantu mencegah tekanan berlebih pada gigi atas yang dapat menyebabkan gigi tonggos.
- Perhatikan Kebiasaan Buruk: Kebiasaan seperti menghisap ibu jari atau menggunakan empeng dalam jangka waktu lama dapat memengaruhi pertumbuhan gigi dan rahang. Orang tua perlu memantau dan mengarahkan anak untuk mengurangi atau menghentikan kebiasaan tersebut.
Maloklusi dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk, seperti gigi tonggos atau gigi cakil. Kondisi ini dapat memengaruhi kemampuan mengunyah, berbicara, dan bahkan bernapas. Oleh karena itu, deteksi dini dan intervensi yang tepat sangat penting untuk mencegah masalah yang lebih serius di kemudian hari.
Dengan pemahaman yang baik mengenai maloklusi dan upaya pencegahannya, orang tua dapat membantu anak-anak mereka memiliki gigi yang sehat, rapi, dan meningkatkan kepercayaan diri mereka.