Masjid Al-Hidayah di Kertasari Bangkit Kembali dengan Struktur Tahan Gempa

Kampung Lebaksari, Desa Cibereum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung kini memiliki kembali Masjid Al-Hidayah yang berdiri kokoh. Sebelumnya, bangunan ibadah ini mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi berkekuatan 5,0 magnitudo yang mengguncang wilayah tersebut pada 18 September 2024. Kerusakan yang ditimbulkan membuat masjid tidak dapat digunakan untuk aktivitas peribadatan.

Renovasi masjid ini menjadi prioritas, dengan fokus utama pada penguatan struktur bangunan agar tahan terhadap guncangan gempa. Bantuan dari berbagai pihak mengalir, termasuk dari Bantuan Rumah Salman, memungkinkan dimulainya proses pembangunan kembali. Tim ahli, termasuk arsitek dari Institut Teknologi Bandung (ITB), terlibat dalam mendesain ulang struktur masjid.

Andry Widyowijatnoko, arsitek ITB, menjelaskan bahwa desain masjid tetap mempertahankan bentuk aslinya. Fokus utama terletak pada penguatan struktur. Beberapa langkah penting diambil untuk memastikan ketahanan bangunan:

  • Pondasi: Teknik bor pile digunakan untuk memperkuat pondasi. Lubang sedalam 3 hingga 4 meter dibor ke dalam tanah, kemudian diisi dengan material yang dicor, memberikan cengkraman yang kuat.
  • Sloof (Rangka Beton): Rangka beton dibuat dengan struktur khusus di bagian dalam dan samping untuk memberikan dukungan tambahan.
  • Atap: Atap baja ringan dengan penutup dari corrugated metal sheets dipilih untuk mengurangi beban pada bangunan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan terhadap risiko kubah berat saat terjadi gempa.

Ketua DKM Masjid Al-Hidayah, Agus Hidayat, mengungkapkan bahwa ini bukan kali pertama masjid ini direnovasi akibat gempa. Sebelumnya, pada tahun 2006, masjid ini juga mengalami kerusakan akibat gempa Pangandaran dan mendapatkan bantuan dari Qatar. Renovasi kali ini, yang berlangsung selama 4 bulan, memberikan harapan baru bagi warga.

Dengan struktur bangunan yang baru, Masjid Al-Hidayah diyakini mampu bertahan dari guncangan gempa hingga 7 magnitudo. Agus Hidayat menambahkan bahwa warga kini merasa aman dan nyaman beribadah di masjid, bahkan saat terjadi gempa di wilayah lain.

Renovasi ini tidak hanya mengembalikan fungsi masjid sebagai tempat ibadah, tetapi juga diharapkan dapat menjadi pusat kegiatan sosial dan keagamaan yang beragam bagi masyarakat setempat. Agus Hidayat berharap masjid yang telah berdiri sejak tahun 1980-an ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi seluruh warga.