CFD Depok: Antusiasme Tinggi Pengunjung, Pedagang Keluhkan Kurangnya Pembeli

CFD Depok Kembali Digelar, Pengunjung Ramai, Pedagang Gigit Jari

Car Free Day (CFD) kembali memeriahkan Jalan Margonda Raya, Depok pada Minggu (11/5/2025). Gelaran ini merupakan kali kedua setelah sukses menarik perhatian warga pada minggu sebelumnya. Semangat dan antusiasme masyarakat untuk berolahraga dan menikmati suasana bebas kendaraan bermotor tetap tinggi. Sayangnya, di balik kemeriahan tersebut, sejumlah pedagang kaki lima (PKL) mengeluhkan sepinya pembeli, membuat mereka merugi.

Sejak pagi hari, ruas Jalan Margonda Raya dan Jalan Arif Rahman Hakim dipenuhi pengunjung yang ingin menikmati CFD. Kepadatan lalu lintas manusia mulai terlihat dari kawasan Stasiun Depok Baru, di mana banyak penumpang KRL Commuter Line yang mengenakan pakaian olahraga berbondong-bondong menuju lokasi CFD. Kehadiran PKL menambah semarak suasana, mereka menjajakan berbagai macam dagangan di sekitar ruko dan jalan menuju Terminal Depok. Petugas Satpol PP juga terlihat berjaga di beberapa titik untuk menertibkan pedagang yang berjualan di trotoar.

Berbeda dengan CFD sebelumnya yang hanya menggunakan satu jalur, kali ini kegiatan tersebut memanfaatkan dua jalur Jalan Margonda Raya. Perluasan area ini memberikan ruang gerak yang lebih luas bagi pengunjung, sehingga mereka dapat beraktivitas dengan lebih nyaman tanpa mengurangi kemeriahan acara.

Keluhan Pedagang

Zaki, seorang pedagang kebab Turki dari Krukut, Limo, mencoba peruntungannya dengan membuka lapak di CFD Jalan Margonda Raya. Ia bahkan rela datang sejak dini hari untuk mendapatkan lokasi yang strategis. "Saya sudah di sini dari jam 3 pagi, tenda sudah ada, jadi saya tinggal menyiapkan meja dan barang dagangan," ujarnya.

Ia membawa 50-100 porsi kebab, persiapan ini didasari oleh survei yang ia lakukan pada CFD sebelumnya, di mana ia melihat potensi keuntungan yang cukup besar. "Minggu lalu saya datang ke sini untuk lari dan survei. Teman saya bilang jualannya laku banget saat CFD, cuma satu jam sudah bisa langsung pulang," ungkapnya.

Namun, nasib baik belum berpihak padanya. Hingga pukul 08.30 WIB, dagangannya masih sepi pembeli. Zaki mengaku menyesal karena harus membayar sewa lapak sebesar Rp 150.000 untuk berjualan di lokasi yang dianggap kurang strategis. "Secara keseluruhan kurang bagus, karena orang fokusnya lari di jalan. Jadi, penghasilan saya drastis menurun," keluhnya.

Menurutnya, biaya sewa yang ditetapkan oleh pengelola atau event organizer (EO) bervariasi untuk setiap tenant. "Ada yang Rp 70.000 untuk yang tidak pakai tenda, ada yang Rp 65.000, ada juga yang Rp 85.000, negosiasinya beda-beda," jelasnya. Biaya sewa ini berlaku untuk satu hari jualan, selama CFD berlangsung, yaitu sekitar pukul 06.00-09.00 WIB.

Zaki menduga sepinya pembeli disebabkan karena lokasinya yang berada di arah Terminal Depok Baru, area yang kurang ramai pengunjung CFD. Lapaknya terletak di jalur masuk ke terminal atau di sebelah ITC Depok, sekitar 50-80 meter dari Jalan Margonda Raya. "Mungkin karena lapak saya di arah terminal, jadi pengunjung yang ke sini sedikit. Kebanyakan juga bukan peserta lari," ujarnya.

Kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok yang melarang PKL berjualan di trotoar dan dekat area utama CFD juga menjadi kendala. Pedagang harus mencari lokasi alternatif yang tetap ramai, namun tidak melanggar aturan. Pengalaman pertama Zaki berjualan di CFD Depok akan menjadi pertimbangan apakah ia akan kembali menyewa lapak pada CFD berikutnya. "Belum tahu, nanti saya pikir-pikir lagi. Mungkin balik ke Andara lagi atau ke mana. Saya belum tahu, nanti pasti ada solusinya," katanya.

Tanggapan Pemerintah Kota

Wali Kota Depok, Supian Suri, menegaskan bahwa PKL diperbolehkan berjualan di CFD dengan dua syarat utama: tidak menggunakan pedestrian dan tidak mengganggu orang yang berolahraga. "Prinsipnya, tidak menggunakan pedestrian dan tidak mengganggu orang berolahraga," ujarnya.

Ia mengimbau agar PKL memanfaatkan lahan ruko di sepanjang jalan dengan berkoordinasi dengan pemiliknya. "Ke depannya, prinsip kami adalah tidak menutup orang untuk berjualan atau mencari nafkah melalui pedagang di CFD," terangnya. "Tapi saya minta pemahamannya untuk tidak mengganggu jalur yang digunakan masyarakat untuk berolahraga," tambahnya.