Antisipasi Puncak Panen, Pemerintah Siapkan Ribuan Gudang Sementara untuk Tampung Beras Bulog

Lonjakan produksi beras nasional telah mendorong pemerintah untuk mengambil langkah antisipatif dalam pengelolaan stok beras. Kementerian Pertanian (Kementan) mengumumkan inisiasi pembangunan 25.000 gudang darurat sebagai solusi sementara untuk menampung serapan beras Perum Bulog yang terus meningkat.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa langkah ini merupakan respons terhadap peningkatan signifikan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang saat ini telah mencapai 3,6 juta ton dan diperkirakan akan terus bertambah. Kondisi ini memicu kebutuhan mendesak akan fasilitas penyimpanan tambahan.

Pembangunan Gudang Darurat dan Permanen

Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan pembangunan gudang darurat yang diperkirakan memiliki umur teknis 5 hingga 10 tahun. Selain itu, pemerintah juga merencanakan pembangunan gudang permanen di setiap desa sebagai solusi jangka panjang untuk pengelolaan stok beras nasional.

"Kami pastikan Bulog terus menyerap hingga kapasitas maksimal. Bahkan, kapasitas gudang telah ditambah 1,1 juta ton dan sedang dibangun 25 ribu gudang improvisasi," kata Amran seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Rekor Serapan Beras Bulog

Per 10 Mei 2025, Bulog telah berhasil menyerap 2.023.063 ton beras dari petani lokal. Jumlah ini merupakan rekor tertinggi dalam sejarah serapan beras Bulog selama periode Januari-Mei sejak 58 tahun terakhir. Amran menyebut pencapaian ini sebagai tonggak bersejarah yang membuktikan peningkatan kesejahteraan petani dan kemajuan menuju swasembada pangan.

"Biasanya serapan sebesar ini tercapai dalam setahun penuh, tapi kini dalam waktu kurang dari lima bulan, kita berhasil melampauinya. Ini lompatan eksponensial," ujar Amran.

Penyerapan Beras Lokal Tanpa Impor

Amran menegaskan bahwa seluruh serapan beras tersebut berasal dari panen petani lokal tanpa adanya impor beras medium sejak awal tahun. Keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras petani dan implementasi kebijakan yang tepat sasaran.

Serapan beras pada bulan April 2025 mencapai 1,06 juta ton, menjadi rekor bulanan tertinggi sepanjang sejarah Bulog. Strategi penyerapan agresif yang diterapkan oleh Bulog menjadi kunci keberhasilan ini.

Dukungan Pemerintah untuk Petani

Pemerintah telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) sebesar Rp 6.500/kg, meningkat dari Rp 6.000/kg pada tahun 2024. Kebijakan ini bertujuan untuk memberikan nilai yang wajar bagi petani, meningkatkan pendapatan, dan memacu produksi.

Bulog juga telah mengerahkan Tim Jemput Gabah yang bekerja sama dengan penyuluh pertanian, Babinsa, serta kelompok tani hingga Gapoktan. Keterlibatan penggilingan padi dari skala kecil hingga besar juga turut mempercepat proses pengadaan beras.

Proyeksi Produksi Beras Nasional

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi beras nasional diproyeksikan mencapai 18,76 juta ton hingga Juni 2025. Sementara itu, laporan dari USDA memperkirakan produksi beras Indonesia tahun ini dapat menembus 34,6 juta ton, menjadikan Indonesia sebagai produsen beras terbesar di ASEAN.

Dengan serapan lebih dari 2 juta ton, Amran optimis bahwa stok beras nasional dapat menembus angka 4 juta ton pada akhir Mei 2025. "Angka ini belum pernah terjadi. Ini kemenangan petani Indonesia," tegasnya.