Inisiatif 'Madam' Puri Berantas Kenakalan Remaja di Jakarta Timur
Transformasi Remaja Bambu Apus: Kisah Inspiratif Madam Puri
Di tengah hiruk pikuk Jakarta Timur, tepatnya di kawasan Bambu Apus, muncul sebuah kisah inspiratif tentang seorang wanita bernama Tri Purwanti, yang akrab disapa Madam Puri. Beliau memiliki dedikasi tinggi untuk mengatasi masalah kenakalan remaja yang telah lama menghantui wilayah tersebut. Alih-alih memberikan stigma negatif atau menjauhi, Madam Puri memilih jalan yang lebih mulia: merangkul dan membimbing para remaja menuju kehidupan yang lebih baik.
Bambu Apus, sebuah kawasan yang dulunya dikenal dengan berbagai permasalahan sosial seperti prostitusi, tawuran, begal, seks bebas, dan penyalahgunaan narkoba, menjadi perhatian utama Madam Puri. Kekhawatiran terbesarnya adalah masa depan anak-anak dan remaja di lingkungan tersebut. Interaksinya dengan mereka membuka matanya terhadap realitas bahwa banyak dari mereka kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua, serta pendidikan yang memadai. Kondisi ini membuat mereka rentan terjerumus ke dalam berbagai bentuk kenakalan remaja.
"Kenapa mereka bisa lepas dari tangan orang tua? Kenapa mereka akhirnya kehilangan hak-hak mereka? Mereka menghabiskan usia mereka, waktunya mereka, untuk hal yang sia-sia. Anak itu nggak lahir dan besar di jalanan begitu aja, gitu lho. Dan saya akhirnya berpikir, semua itu bermuara di rumah," ungkap Madam Puri, menggambarkan keprihatinannya terhadap kondisi yang ada.
Keyakinan Madam Puri semakin menguat ketika ia diminta untuk datang ke kantor polisi setempat untuk menjemput beberapa remaja yang terlibat tawuran. Melihat tidak ada keluarga yang datang untuk menjamin mereka, Madam Puri dengan sukarela membantu memulangkan mereka. Sejak saat itu, hubungannya dengan para remaja semakin dekat. Ia selalu bersedia mendengarkan keluh kesah mereka tanpa menghakimi, bahkan tak jarang membantu mereka mengerjakan tugas sekolah. Lambat laun, Madam Puri menjadi sosok "ibu" bagi mereka, tempat mereka mencari perlindungan dan bimbingan.
"Karena saya lihat mereka lari ke mari karena nggak nyaman di rumah. Artinya saya nangkap, oh anak ini hanya butuh diperhatikan. Apapun yang mereka ceritakan, saya hanya mendengarkan. Jadi sedikit-sedikit saya juga tahu, oh ternyata hanya ini yang dibutuhkan mereka. Hanya butuh didengarkan, diperhatikan. Awalnya itu, kenapa mereka percaya, gitu," kenang Madam Puri.
Atas saran dari remaja-remaja binaannya, tercetuslah ide untuk membentuk sebuah komunitas. Pada tahun 2016, lahirlah KMD (Komunitas Madam), sebuah wadah bagi para remaja untuk mengembangkan diri dan meraih masa depan yang lebih cerah. Madam Puri tidak bekerja sendiri. Ia menggandeng berbagai pihak, termasuk Ketua RW setempat, lembaga pendamping Gerakan Kepedulian Indonesia, dan kader-kader Dasawisma, untuk bersama-sama menjalankan kegiatan Komunitas Madam.
Selama sembilan tahun berkiprah, Madam Puri tentu menghadapi berbagai tantangan. Salah satu yang terbesar adalah stigma negatif masyarakat terhadap para remaja binaannya. Label "anak nakal" membuat Madam Puri harus bekerja keras untuk meyakinkan masyarakat agar menerima mereka dengan baik. Langkah pertama yang ia lakukan adalah memberikan motivasi dan menguatkan mental anak-anak binaannya.
"Saya selalu kasih motivasi mereka, jadikan masa lalu kamu, kenakalannya kamu, segala hal-hal negatif yang udah kamu lakukan, image buruk yang udah kamu dapatkan, itu jadi motivasi. Biarkan orang menilai apa. Sekarang, cukup jangan banyak bicara, cukup buktikan," jelas Madam Puri.
Usaha keras Madam Puri membuahkan hasil. Perlahan tapi pasti, para remaja binaannya menunjukkan perubahan positif. Mereka tidak lagi berkumpul untuk melakukan hal-hal negatif, melainkan fokus belajar dan berbaur dengan masyarakat. Dibawah bimbingan Madam Puri, mereka belajar berbagai mata pelajaran, berlatih servis motor, dan menjadi tenaga bantu untuk acara-acara masyarakat setempat.
"Alhamdulillah. yang tadinya mereka nggak pernah nganggep orang, sekarang kalau ketemu saya bilang, oh salim (sama) orang tua. Mereka salim. Sholat, mereka bisa jaga. Pekerjaan, ya untuk kelas-kelasnya mereka, dan ternyata mereka bertahan di dalam satu profesi pekerjaan, itu buat saya sudah bagus, gitu," ungkap Madam Puri dengan rasa syukur dan bangga atas pencapaian para remaja binaannya.
Kisah Madam Puri adalah contoh nyata bagaimana ketulusan, dedikasi, dan kerja keras dapat mengubah kehidupan banyak orang. Ia telah membuktikan bahwa setiap anak berhak mendapatkan kesempatan kedua, dan dengan dukungan yang tepat, mereka dapat meraih masa depan yang gemilang.