Studi Ungkap Mutasi Genetik di Balik Fenomena 'Super-Sleeper': Tidur Sedikit, Energi Berlimpah

Rahasia di Balik Energi Tanpa Batas: Mutasi Genetik 'Super-Sleeper' Terungkap

Sebuah penelitian terbaru membuka tabir misteri di balik individu-individu yang dikenal sebagai 'super-sleeper'. Mereka adalah orang-orang yang mampu beraktivitas dengan produktivitas tinggi, meski hanya mendapatkan sedikit waktu istirahat. Rahasia mereka ternyata terletak pada mutasi genetik langka yang memengaruhi kebutuhan tidur.

Tim peneliti mengidentifikasi mutasi genetik yang dinamakan SIK3-N783Y. Untuk memahami dampaknya, mutasi ini diujikan pada tikus. Hasilnya, penelitian yang dipublikasikan di jurnal PNAS menunjukkan bahwa mutasi gen tersebut secara signifikan mengurangi kebutuhan tidur pada individu yang memilikinya.

"Tubuh kita terus bekerja tanpa henti, bahkan saat kita terlelap," ungkap Ying-Hui Fu, seorang ilmuwan yang terlibat dalam penelitian tersebut. Fu menambahkan bahwa individu dengan pola tidur pendek menunjukkan performa yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu pada umumnya.

Penelitian sebelumnya telah berhasil mengidentifikasi empat gen yang terkait dengan pola tidur pendek, serta lima mutasi relevan yang terdapat pada gen-gen tersebut. Penemuan mutasi terbaru pada gen kelima, Sik3, menambah pemahaman kita tentang mekanisme yang mengatur durasi tidur. Gen Sik3 sebelumnya telah dikaitkan dengan rasa kantuk.

Eksperimen pada Tikus: Bukti Nyata Pengaruh Mutasi

Dalam serangkaian eksperimen, para peneliti memperkenalkan mutasi genetik SIK3-N783Y pada sekelompok tikus. Hasilnya menunjukkan bahwa tikus yang memiliki mutasi tersebut tidur rata-rata 31 menit lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok kontrol. Perbedaan durasi tidur ini memberikan bukti kuat bahwa mutasi genetik SIK3-N783Y memainkan peran kunci dalam mengurangi kebutuhan tidur.

Temuan ini memberikan wawasan baru tentang mekanisme biologis yang mengatur pola tidur dan membuka jalan bagi pengembangan strategi untuk meningkatkan kualitas tidur dan performa kognitif pada individu dengan kebutuhan tidur normal.