Hachijo Royal Hotel: Saksi Bisu Kejayaan dan Kemunduran Pariwisata Domestik Jepang

Di sebuah pulau vulkanik subtropis yang terletak sekitar 286 kilometer selatan Tokyo, berdiri sebuah bangunan yang dulunya merupakan simbol kemewahan dan kejayaan pariwisata domestik Jepang. Hachijo Royal Hotel, yang pernah dikenal sebagai salah satu hotel terbesar di Jepang, kini menjadi saksi bisu kemunduran industri yang pernah berkembang pesat.

Dibuka pada tahun 1963, Hachijo Royal Hotel dengan cepat menjadi magnet bagi wisatawan dari seluruh dunia. Pada masa itu, kepemilikan paspor untuk berlibur ke luar negeri masih menjadi barang mewah bagi sebagian besar masyarakat Jepang. Pemerintah Jepang kemudian mempromosikan Pulau Hachijo-jima sebagai "Hawaii-nya Jepang", menarik investasi dan pengembangan properti secara besar-besaran. Hotel ini menjadi daya tarik utama pulau tersebut, menawarkan kemewahan dengan sentuhan arsitektur Barok Prancis, patung-patung Yunani, dan pemandangan alam yang memukau. Hachijo Royal Hotel menjadi simbol ledakan ekonomi Jepang dan destinasi impian bagi wisatawan domestik.

Namun, kejayaan Hachijo Royal Hotel tidak berlangsung selamanya. Pada tahun 1990-an, perubahan tren pariwisata mulai menggoyahkan fondasinya. Kemudahan perjalanan ke luar negeri membuat wisatawan Jepang memiliki banyak pilihan destinasi yang lebih menarik, seperti Guam, Hawaii, dan Thailand. Pantai-pantai berpasir vulkanik hitam di Hachijo-jima pun kehilangan daya tariknya.

Setelah beroperasi selama sekitar 30 tahun, Hachijo Royal Hotel akhirnya menutup pintunya pada tahun 2006. Sejak saat itu, bangunan megah ini terbengkalai dan perlahan-lahan ditelan oleh alam. Air mancur yang dulunya indah kini dipenuhi lumut dan patung-patung yang lapuk. Tangga besar menuju pintu masuk hotel tertutup oleh rumput liar dan semak belukar. Ruang-ruang kosong di 252 kamar hotel ditumbuhi pohon dan tanaman, mengubahnya menjadi lebih mirip hutan daripada bangunan mewah.

Kisah Hachijo Royal Hotel adalah cerminan dari perubahan zaman dan dinamika industri pariwisata. Hotel ini menjadi pengingat akan pentingnya adaptasi dan inovasi untuk tetap relevan di tengah persaingan global yang semakin ketat. Lebih dari sekadar bangunan terbengkalai, Hachijo Royal Hotel adalah simbol kejayaan masa lalu dan pelajaran berharga bagi masa depan pariwisata Jepang.

Berikut adalah fasilitas yang dulunya terdapat di Hachijo Royal Hotel:

  • Air mancur yang dihiasi patung
  • 252 kamar hotel
  • Arsitektur Barok Prancis
  • Pemandangan alam yang memukau