Djoko Susanto: Dari Kios Rokok Hingga Imperium Ritel Alfamart
Djoko Susanto: Dari Kios Rokok Hingga Imperium Ritel Alfamart
Djoko Susanto, sosok di balik kesuksesan jaringan minimarket raksasa Alfamart, adalah contoh nyata perjalanan seorang pengusaha dari bawah. Kisahnya bermula dari membantu orang tua berdagang kelontong di pasar tradisional Jakarta, hingga kini menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia. Alfamart, yang kita kenal saat ini dengan ribuan gerainya yang tersebar di seluruh pelosok negeri bahkan merambah Filipina, lahir dari visi dan kerja keras seorang Djoko Susanto.
Awal Mula di Pasar Tradisional
Lahir dari keluarga pedagang, Djoko Susanto terbiasa dengan hiruk pikuk pasar sejak kecil. Ia tidak hanya menyaksikan, tetapi juga terlibat langsung dalam aktivitas jual beli. Pengalaman ini menjadi bekal berharga yang membentuk naluri bisnisnya. Keterbatasan ekonomi keluarga membuat Djoko harus memilih untuk berhenti sekolah demi membantu usaha orang tua. Keputusan yang berat, namun justru menjadi titik balik dalam hidupnya. Di pasar, ia belajar tentang negosiasi, manajemen stok, dan melayani pelanggan. Ilmu yang tidak didapat di bangku sekolah.
Merintis Kios Rokok
Jiwa wirausaha Djoko Susanto terus bergejolak. Di usia remaja, ia memberanikan diri membuka kios rokok kecil di Pasar Arjuna, Jakarta. Dengan modal seadanya dan semangat pantang menyerah, Djoko menjalankan usahanya dengan tekun. Ia belajar membaca selera pasar, menjalin hubungan baik dengan pemasok, dan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Hasilnya, kios rokoknya semakin berkembang dan dikenal. Keberhasilan ini menarik perhatian distributor besar, termasuk Putera Sampoerna, pemilik perusahaan rokok PT HM Sampoerna. Kemitraan dengan keluarga Sampoerna menjadi babak baru dalam perjalanan bisnis Djoko Susanto.
Kemitraan dengan Sampoerna dan Lahirnya Alfamart
Pada akhir 1980-an, Djoko Susanto menjalin kerjasama bisnis dengan keluarga Sampoerna untuk mengembangkan jaringan distribusi ritel bernama Alfa Toko Gudang Rabat, yang kemudian bertransformasi menjadi Alfa Mitramart. Kemitraan ini menjadi cikal bakal lahirnya Alfamart. Pada tahun 1999, Djoko Susanto dan keluarga Sampoerna mendirikan gerai Alfamart pertama di Karawaci, Tangerang. Konsep minimarket modern yang menawarkan berbagai kebutuhan pokok dan harian dengan harga terjangkau ternyata mendapat sambutan positif dari masyarakat. Alfamart pun mulai berekspansi dengan membuka gerai-gerai baru di berbagai lokasi.
Transformasi dan Ekspansi Alfamart
Titik balik terjadi pada tahun 2005, ketika keluarga Sampoerna memutuskan untuk fokus pada bisnis rokok dan menjual saham mereka di Alfamart kepada Djoko Susanto melalui PT Sigmantara Alfindo. Sejak saat itu, Djoko Susanto menjadi pemegang saham mayoritas dan pengendali Alfamart. Di bawah kepemimpinannya, Alfamart terus berkembang pesat. Jaringan gerai diperluas ke seluruh Indonesia, bahkan merambah pasar internasional dengan membuka cabang di Filipina. Alfamart juga melakukan inovasi dengan mengembangkan berbagai layanan tambahan, seperti pembayaran online, pengiriman barang, dan kerja sama dengan platform e-commerce. Kini, Alfamart telah menjadi salah satu jaringan minimarket terbesar dan paling sukses di Indonesia.
Kekayaan dan Pengakuan
Kesuksesan Alfamart telah membawa Djoko Susanto menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia. Menurut Forbes, kekayaannya mencapai miliaran dolar AS dan secara konsisten masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Pada tahun 2023, kekayaannya diperkirakan mencapai lebih dari 3 miliar dollar AS. Meskipun telah mencapai puncak kesuksesan, Djoko Susanto tetap rendah hati dan terus berupaya mengembangkan bisnisnya. Ia juga aktif dalam kegiatan sosial dan filantropi, memberikan kontribusi kepada masyarakat.
Struktur Perusahaan dan Anak Usaha
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, sebagai induk perusahaan Alfamart, juga memiliki sejumlah anak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang. Salah satunya adalah PT Midi Utama Indonesia Tbk, yang mengoperasikan jaringan gerai Alfamidi. Selain itu, PT Sumber Alfaria Trijaya juga mengendalikan Alfamart Retail Asia Pte Ltd, perusahaan yang berbasis di Singapura dan bertanggung jawab atas operasional Alfamart di luar negeri, terutama di Filipina. Anak usaha lainnya termasuk PT Sumber Indah Lestari (distributor alat kesehatan), PT Global Loyalty Indonesia (pengolahan data dan pengembangan aplikasi e-commerce), dan PT Sumber Trijaya Lestari (perdagangan grosir). Diversifikasi bisnis ini semakin memperkuat posisi Alfamart sebagai perusahaan ritel yang solid dan terintegrasi.
Kisah Djoko Susanto adalah inspirasi bagi para pengusaha muda di Indonesia. Dari seorang anak pedagang kelontong di pasar tradisional, ia berhasil membangun imperium bisnis ritel yang mendunia. Kegigihan, kerja keras, dan kemampuan membaca pasar adalah kunci kesuksesannya. Djoko Susanto membuktikan bahwa dengan tekad yang kuat, mimpi apapun bisa diraih.