Pemangkasan Anggaran Era Trump Hentikan Pelacakan Biaya Bencana Iklim oleh NOAA
NOAA Hentikan Pemantauan Biaya Bencana Akibat Pemangkasan Anggaran
Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA) telah mengumumkan penghentian pelacakan biaya yang diakibatkan oleh bencana cuaca ekstrem, termasuk gelombang panas, banjir, dan kebakaran hutan. Langkah ini diambil sebagai konsekuensi dari pemangkasan anggaran signifikan dan pengurangan staf yang dialami badan tersebut sejak masa pemerintahan Presiden Donald Trump.
Keputusan ini berdampak pada penghentian pembaruan basis data Bencana Cuaca dan Iklim bernilai miliaran dolar yang dikelola oleh Pusat Informasi Lingkungan Nasional (NCEI). Basis data ini, yang telah menjadi sumber informasi selama lebih dari empat dekade, menyediakan data penting mengenai kerugian yang disebabkan oleh peristiwa cuaca ekstrem di seluruh negeri. Penghentian pembaruan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan ilmuwan dan peneliti mengenai kemampuan untuk memahami dan merespons dampak perubahan iklim.
Eric Sorensen, seorang Anggota DPR dari Illinois, mengkritik keputusan tersebut, dengan menyatakan bahwa pemerintahan sebelumnya seolah-olah percaya bahwa dengan mengabaikan perubahan iklim, masalah tersebut akan menghilang. Sementara itu, situs web resmi NOAA saat ini menunjukkan bahwa tidak ada bencana cuaca yang menyebabkan kerugian miliaran dolar hingga awal April 2025. Namun, perkiraan dari ilmuwan NCEI menunjukkan bahwa sejumlah besar bencana, diperkirakan antara enam hingga delapan, telah terjadi sepanjang tahun.
Salah satu bencana paling merusak adalah kebakaran hutan besar yang melanda wilayah Los Angeles, menyebabkan kerusakan properti dan infrastruktur senilai sekitar 150 miliar dolar AS. Peristiwa ini menjadi bencana termahal dalam sejarah Amerika Serikat. Selain itu, badai dahsyat, termasuk tornado dan banjir, juga menyebabkan kerusakan signifikan di berbagai wilayah negara tersebut. Badai petir dengan angin kencang dan hujan es menjadi penyebab kerugian terbesar, menyumbang sekitar 75 persen dari total kerugian senilai 28 miliar dolar AS pada tahun 2023.
Juru bicara NOAA, Kim Doster, menjelaskan bahwa perubahan prioritas, mandat undang-undang, dan pengurangan staf menjadi alasan utama penghentian pembaruan basis data bencana. Padahal, selama beberapa dekade, NOAA telah melacak ratusan peristiwa cuaca ekstrem yang menyebabkan kerusakan triliunan dolar. Basis data tersebut memanfaatkan informasi dari berbagai sumber, termasuk Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA), lembaga negara bagian, dan organisasi asuransi, untuk menghitung total kerugian setiap bencana.
Jeremy Porter, pendiri First Street, sebuah firma pemodelan keuangan yang menilai risiko iklim, menekankan pentingnya data yang dikumpulkan oleh NOAA. Tanpa pendanaan untuk basis data bencana NOAA, akan sulit untuk mereplikasi atau memperluas analisis tren kerusakan, terutama pada tingkat regional atau lintas jenis bahaya. Porter menjelaskan bahwa nilai sumber daya ini terletak pada metodologi yang terstandarisasi selama beberapa dekade dan fakta bahwa data ini diambil dari sumber-sumber yang tidak dapat diakses oleh sebagian besar peneliti, seperti estimasi kerugian reasuransi dan basis data klaim swasta.
Jeff Masters, seorang ahli meteorologi dari Yale Climate Connections, menggambarkan basis data NOAA sebagai "standar emas" yang digunakan untuk mengevaluasi biaya cuaca ekstrem. Ia menambahkan bahwa tidak ada pengganti yang dapat diandalkan untuk basis data ini. Para ahli telah menghubungkan meningkatnya intensitas peristiwa cuaca ekstrem dengan krisis iklim. Kristina Dahl, wakil presiden bidang sains dari Climate Central, menegaskan bahwa meskipun pemerintah menghentikan pendanaan untuk pelacakan biaya bencana, peristiwa cuaca ekstrem terus meningkat dari tahun ke tahun.
Dahl menekankan bahwa peristiwa cuaca ekstrem yang menyebabkan banyak kerusakan adalah salah satu cara utama bagi masyarakat untuk melihat bahwa perubahan iklim sedang terjadi dan mempengaruhi kehidupan mereka. Ia menambahkan bahwa penting untuk menyoroti peristiwa-peristiwa ini, karena semua perubahan ini akan membuat warga Amerika semakin rentan terhadap dampak perubahan iklim.
Dampak pada Penelitian dan Kebijakan
Penghentian pelacakan biaya bencana oleh NOAA menimbulkan kekhawatiran signifikan di kalangan komunitas ilmiah dan pembuat kebijakan. Data yang sebelumnya dikumpulkan oleh NOAA sangat penting untuk memahami tren kerusakan akibat bencana cuaca ekstrem, mengidentifikasi wilayah yang paling rentan, dan mengembangkan strategi mitigasi yang efektif. Tanpa data ini, akan lebih sulit untuk mengalokasikan sumber daya dengan tepat, memprioritaskan investasi dalam infrastruktur tahan bencana, dan membuat keputusan kebijakan yang tepat.
Selain itu, penghentian pelacakan biaya bencana dapat menghambat upaya untuk meningkatkan kesadaran publik tentang dampak perubahan iklim. Informasi tentang kerugian finansial dan sosial akibat bencana cuaca ekstrem dapat membantu meningkatkan kesadaran publik tentang urgensi tindakan iklim dan mendorong dukungan untuk kebijakan yang mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan ketahanan terhadap dampak iklim.
Dengan hilangnya sumber data yang komprehensif dan terpercaya, para peneliti dan pembuat kebijakan akan harus bergantung pada sumber data alternatif, yang mungkin kurang lengkap, terstandarisasi, atau mudah diakses. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpastian dan inkonsistensi dalam analisis risiko bencana dan pengambilan keputusan kebijakan.
Konsekuensi Jangka Panjang
Keputusan untuk menghentikan pelacakan biaya bencana oleh NOAA dapat memiliki konsekuensi jangka panjang bagi pemahaman kita tentang dampak perubahan iklim dan kemampuan kita untuk merespons tantangan ini secara efektif. Tanpa data yang akurat dan terpercaya, akan lebih sulit untuk memantau tren risiko bencana, mengevaluasi efektivitas strategi mitigasi, dan mengalokasikan sumber daya untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Selain itu, penghentian pelacakan biaya bencana dapat merusak kepercayaan publik terhadap lembaga pemerintah dan komitmen mereka untuk mengatasi perubahan iklim. Ketika pemerintah tampaknya mengabaikan atau meremehkan risiko perubahan iklim, hal itu dapat mengikis dukungan publik untuk kebijakan yang mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan ketahanan terhadap dampak iklim.
Pada akhirnya, keputusan untuk menghentikan pelacakan biaya bencana oleh NOAA adalah langkah mundur dalam upaya kita untuk memahami dan merespons tantangan perubahan iklim. Ini menyoroti pentingnya pendanaan dan dukungan berkelanjutan untuk penelitian iklim dan pemantauan bencana, serta perlunya lembaga pemerintah untuk secara transparan dan akurat mengkomunikasikan risiko perubahan iklim kepada publik.