Pengalaman Tak Terduga Turis Inggris di Kafe Australia: Antara Kelezatan dan Kontroversi Sekte
Seorang turis asal Inggris, Tom Hammond, mengalami pengalaman unik saat mengunjungi sebuah kafe di kawasan wisata Blue Mountains, Australia. Niat awalnya hanyalah mencari tempat sarapan yang nyaman dan terjangkau, namun ia tanpa sadar memasuki sebuah bisnis yang terafiliasi dengan kelompok keagamaan kontroversial.
Kisah bermula ketika Tom memilih The Yellow Deli Cafe di Kota Katoomba. Kafe ini tampak menarik dengan dekorasi ala pedesaan Inggris dan harga yang ramah di kantong. Tom menikmati suasana hangat di dekat perapian dan hidangan wafel telur yang lezat. Namun, kejanggalan mulai terasa dari sikap staf kafe yang kurang ramah.
Kecurigaan Tom semakin menjadi ketika ia berbincang dengan warga lokal. Ia terkejut mengetahui bahwa kafe tersebut dijalankan oleh komunitas bernama The Twelve Tribes, sebuah kelompok yang dikenal dengan berbagai kontroversi. Kelompok ini dituduh menganut gaya hidup otoriter, mempekerjakan anak-anak, dan terlibat dalam praktik-praktik yang dianggap meresahkan.
The Twelve Tribes sendiri berasal dari Amerika Serikat dan mulai menyebar ke Australia sejak tahun 1990-an. Meski kerap mendapat sorotan negatif, para pemimpin kelompok ini selalu membantah tuduhan tersebut dan mengklaimnya sebagai fitnah belaka.
Kafe yang dikunjungi Tom ternyata dikelola oleh anggota Twelve Tribes yang tinggal di sebuah rumah besar bernama Balmoral House dan sebuah lahan pertanian di barat daya Sydney. Mereka menjalankan kafe sebagai bisnis rahasia dan mampu menawarkan harga murah karena memanfaatkan tenaga kerja dari anggota komunitas yang bekerja tanpa upah.
Setelah mengetahui fakta tersebut, Tom membuat video yang menceritakan pengalamannya dan menjadi viral di media sosial. Ia berkelakar bahwa dirinya secara tidak sadar telah mendukung kelompok yang ia sebut sebagai "akhir zaman" hanya karena ingin menikmati roti lapis.
Pengalaman Tom ini memicu berbagai reaksi dari warganet. Beberapa mengaku pernah mengunjungi kafe tersebut dan terpesona dengan desainnya serta harga makanannya yang murah. Namun, banyak juga yang terkejut setelah mengetahui siapa yang berada di balik bisnis tersebut. Beberapa pengunjung lain juga mengaku merasakan perlakuan yang kurang ramah dari staf kafe.
Meski demikian, Tom tidak menyesali kunjungannya. Ia mengakui kelezatan makanannya, namun menegaskan bahwa ia tidak akan kembali setelah mengetahui latar belakang kafe tersebut. Kisah Tom menjadi peringatan bagi para wisatawan untuk lebih berhati-hati dan mencari tahu informasi lebih lanjut tentang tempat-tempat yang mereka kunjungi.
Berikut adalah poin-poin penting dari berita ini:
- Turis Inggris tidak sengaja makan di kafe yang dikelola oleh sekte kontroversial.
- Kafe tersebut menawarkan suasana nyaman dan harga murah, namun stafnya kurang ramah.
- The Twelve Tribes, kelompok yang mengelola kafe, dikenal dengan berbagai tuduhan negatif.
- Kisah turis Inggris ini menjadi viral di media sosial dan memicu perdebatan.
- Pengalaman ini menjadi pelajaran bagi wisatawan untuk lebih berhati-hati.