Borobudur dan Mendut: Pusat Perayaan Waisak Nasional, Simbol Kekuatan Spiritual Nusantara
Mengapa Borobudur dan Mendut Jadi Pusat Perayaan Waisak?
Perayaan Tri Suci Waisak 2569 BE mencapai puncaknya pada Senin, 12 Mei 2025, di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Detik-detik Waisak yang sakral jatuh pada pukul 23.55.29 WIB. Rangkaian acara telah dimulai sejak Sabtu (10/5/2025) dengan pengambilan Api Dharma di Api Abadi Mrapen dan Air Berkah di Umbul Jumprit.
Api Dharma dan Air Berkah ini memiliki peran sentral dalam upacara Waisak. Keduanya dibawa ke Candi Mendut sebelum kemudian diarak menuju Candi Borobudur dalam prosesi Kirab Waisak. Setiap tahun, Candi Mendut dan Candi Borobudur selalu menjadi lokasi utama perayaan Waisak Nasional.
Kedua candi ini dipilih karena dianggap sebagai dua pusaka Buddha yang sangat penting di Indonesia. Secara mistis, kedua tempat ini dipercaya memancarkan kekuatan spiritual bagi bangsa. Waisak sendiri adalah momen untuk memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddharta Gautama: kelahiran, pencapaian kesempurnaan (penerangan), dan kematian (Moksha). Tiga peristiwa ini dikenal sebagai Trisuci Waisak.
Prosesi Kirab Waisak dimulai dengan pembacaan doa Paritta di depan altar barat Candi Mendut. Doa ini mengiringi simbolisme Air Berkah, yang melambangkan berkah Waisak, dan Api Dharma, yang melambangkan semangat umat Buddha untuk memperbaiki diri.
Kemeriahan Kirab Waisak
Kirab Waisak tidak hanya menjadi ritual keagamaan yang khusyuk, tetapi juga perayaan budaya yang meriah. Iring-iringan pawai kostum dan taburan bunga oleh para biksu menambah semarak suasana. Umat Buddha juga mengarak hasil bumi, seperti buah-buahan dan sayuran, dari Candi Mendut ke Candi Borobudur.
Prosesi Kirab Waisak tahun 2025 dijadwalkan berlangsung dari pukul 14.00 hingga 16.00 WIB. Sementara itu, acara menyambut detik-detik Waisak akan diadakan di Pelataran Kenari dan Taman Lumbini, Candi Borobudur.
Perayaan Tri Suci Waisak mencapai puncaknya dengan pelepasan lampion di Candi Borobudur. Sesi pertama pelepasan lampion diadakan dari pukul 18.00 hingga 20.00 WIB, diikuti sesi kedua dari pukul 21.00 hingga 22.30 WIB. Pelepasan lampion ini menjadi simbol harapan dan doa umat Buddha yang membubung tinggi ke angkasa.